Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Baidu, perusahaan penyedia layanan mesin pencari asal Cina, berekspansi dengan berinvestasi pada startup Taboola. Startup ini bergerak di bidang penyediaan link internet untuk situs-situs berita seperti The Atlantic, Business Insider, dan Mail Online.
Link hasil pencarian dari mesin Taboola akan muncul pada bagian "Around The Web" dan "Recommended For You" di situs-situs berita barat tadi. "Kerja sama ini membuka pintu pangsa pasar Cina bagi Taboola," tulis Techcrunch, Senin, 18 Mei 2015.
Baidu tidak mengungkapkan berapa nilai investasinya di Taboola. Namun, perusahaan ini masuk saat nilai valuasi Taboola telah mencapai US$1 miliar atau sekitar Rp 13 triliun.
Investor lainnya yang telah terlebih dulu masuk adalah Fidelity management, yang memimpin putaran investasi seri E dengan nilai US$ 117 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun.
Taboola memang berencana untuk ekspansi ke berbagai negara di luar negara barat, yang disebut pasar internasional.
Investasi Baidu di Taboola ini membuka kesempatan baru bagi keduanya untuk mengembangkan data base knowledge graph untuk kedua layanan pencarian.
Ini juga membuka kesempatan bagi Taboola untuk masuk ke pasar Cina, yang saat ini telah mencapai 47,9 persen penetrasi internet.
Baidu mengklaim bahwa perusahaan saat ini menguasai 75 persen pencarian untuk komputer desktop dan mobile di Cina. Saat ini, mesin pencari ini melayani puluhan miliar kata kunci pencarian tiap hari.
Sedangkan Taboola, yang berdiri sejak 2007, mengatakan layanan mesin pencarinya memberikan 200 miliar rekomendasi per bulan untuk 550 juta pengguna.
Saat ini, Taboola mulai mengembangkan algoritma mesin pencari untuk layanan mobile dengan mengembangkan data base dari mobile device, sosial media hingga aplikasi.
TECHCRUNCH | BUDI RIZA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini