Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

Bos Twitter Berencana Blokir Akun ISIS

Twitter akan terus memantau pergerakan akun pendukung ISIS.

26 Maret 2015 | 18.45 WIB

CEO Twitter, Dick Costolo, memberikan keterangan kepada awak media seusai melakukan pertemuan tertutup dengan Wapres Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta, 26 Maret 2015. TEMPO/Imam Sukamto
Perbesar
CEO Twitter, Dick Costolo, memberikan keterangan kepada awak media seusai melakukan pertemuan tertutup dengan Wapres Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta, 26 Maret 2015. TEMPO/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri dan Chief Executive Officer Twitter Dick Costolo menyatakan rencananya memblokir akun Twitter kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pemblokiran juga dilakukan terhadap akun yang terindikasi mendukung gerakan tersebut.

"Kami tetap menyesuaikan dengan peraturan di setiap negara, karena mungkin akan berbeda-beda," ujar Costolo dalam acara Media Roundtable di Jakarta, Kamis, 26 Maret 2015.

Dia mengatakan Twitter akan terus memantau pergerakan akun pendukung ISIS. Pemantauan dilakukan melalui riset di setiap negara.

Costolo juga mengatakan tindakan serupa dilakukan terhadap akun dari Indonesia yang diduga mendukung ISIS. "Dengan adanya kantor di Jakarta, kami harapkan bisa terus melakukan tindakan ini," ucapnya.

Laporan bertajuk "The ISIS Twitter Census" menyebutkan pada kuartal keempat 2014 terdapat 46 ribu akun Twitter pendukung ISIS. Data ini dihimpun oleh J.M. Berger dari Brooking Institution dan ahli teknologi bernama Jonathan Morgan. "Ada kemungkinan jumlahnya bisa jauh lebih tinggi," tulis situs BBC.

Dalam laporan itu disebutkan bahwa sebagian besar akun pendukung ISIS berasal dari wilayah yang dikuasai ISIS, yakni Irak dan Suriah. Tiga per empat jumlah akun pendukung ISIS menggunakan bahasa Arab. Adapun setiap akun rata-rata diikuti oleh lebih dari seribu pengikut.

Akun para pendukung ISIS tersebut mengalami lonjakan yang sangat signifikan pada 2014. Padahal sebelumnya Twitter sudah berusaha menutup akun semacam itu.

BBC | SATWIKA MOVEMENTI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Martha Warta Silaban

Martha Warta Silaban

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus