Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

Ilmuwan AS Kembangkan Kode AI untuk Memahami Bahasa Paus

Pembicaraan pertama tentang kemungkinan memecahkan kode suara paus sperma berawal dari Harvard University.

3 November 2021 | 18.42 WIB

Hiu paus terpantau dari bagan di perairan Kampung Maimai, Kaimana
Perbesar
Hiu paus terpantau dari bagan di perairan Kampung Maimai, Kaimana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok ilmuwan interdisipliner di Amerika Serikat telah mulai mengumpulkan data dan membuat pengkodean dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk memahami bagaimana paus berkomunikasi. Penelitian ini berjudul Cetacean Translation Initiative (CETI).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Pembicaraan pertama tentang kemungkinan memecahkan kode suara paus sperma berawal dari Harvard University, Amerika. Sekelompok ilmuwan internasional kemudian menghabiskan satu tahun bersama di Radcliffe Fellowship pada tahun 2017, lalu penelitian dan pengumpulan data dimulai dengan lancar pada 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Shafi Goldwasser, direktur Simons Institute untuk Teori Komputasi di University of California, Berkeley, mencatat serangkaian suara klik paus yang mirip dengan kode Morse, atau suara sirkuit elektronik yang rusak. Dia mengajukan gagasan untuk menerjemahkan bahasa paus melalui klik atau ‘coda’ ini kepada David Gruber, seorang ahli biologi kelautan di City University of New York.

Kolega Gruber yang juga ahli biologi, Shane Gero, telah memasok rekaman ikan paus sperma dari sekitar Pulau Karibia Dominika. Kemudian, Michael Bronstein, seorang ilmuwan komputer Israel yang mengajar di Imperial College London, menganggap bahwa ada hubungannya antara coda dan pemrosesan bahasa alami (NLP).

Bronstein menerapkan beberapa algoritma pembelajaran mesin untuk data pasokan suara paus itu. "Mereka tampaknya bekerja dengan sangat baik, setidaknya dengan beberapa tugas yang relatif sederhana, tapi ini hanya bukti konsep,” ujar dia kepada Hakkai Magazine, akhir bulan lalu.

Ilmuwan dan ahli bahasa masih belum mengetahui apakah hewan memiliki bahasa atau tidak. Ucapan hewan dapat disebut bahasa hanya jika mereka memiliki semantik (vokalisasi yang memiliki makna tetap), tata bahasa (cara yang tetap untuk menyusun suara), dan bukan hanya suara bawaan. 

Paus biasanya menyelam ke perairan yang dalam dan berkomunikasi dalam jarak yang jauh. Oleh karena itu, ekspresi wajah atau bahasa tubuh tidak mempengaruhi komunikasi mereka. "Adalah realistis untuk mengasumsikan bahwa komunikasi paus pada dasarnya bersifat akustik,” tutur Bronstein.

Namun, belajar menguraikan dan berkomunikasi dalam bahasa paus juga sulit bagi AI. Model bahasa AI yang paling terkenal terdapat dalam GPT-3, yang memiliki basis data hampir 175 miliar kata. Sebagai pembanding, database CETI memiliki kurang dari 100.000 coda paus sperma. Para ilmuwan berencana untuk memperluas database menjadi empat miliar coda. 

Jika proyek ini berhasil, ini akan menjadi pertama kalinya manusia memahami bahasa spesies lain. Akibatnya, manusia juga dapat membangun sistem untuk berkomunikasi dengan paus. 

HAKKAI MAGAZINE | GADGETS NDTV

Baca:
Ini Alasan Lumba-Lumba dan Paus Sering Terdampar

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.


M. Khory Alfarizi

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus