Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO , Jakarta:Android One dikenal sebagai versi sederhana dari sistem operasi Android. Platform ini dirancang untuk memperluas penggunaan telepon pintar bagi negara berkembang. Ponsel yang membenamkannya pun dibanderol dengan harga terjangkau.
Sayangnya, Android One kurang mendapatkan sambutan yang baik di pasar. Ini karena Google kesulitan mencari mitra manufaktur dan produsen yang sesuai. "Google masih berjuang menggandeng lebih banyak mitra yang produknya mendukung Android One," demikian tulis situs Re/Code, Senin, 22 Juni 2015.
Perusahaan besar seperti Samsung, LG, dan Motorola lebih memilih mengembangkan platform lain yang sangat berbeda dari Android, ketimbang menggunakan Android One. Padahal, merek tersebut sudah memiliki popularitas yang sebenarnya mampu memacu penjualan Android One.
Faktor berikutnya, pilihan Google yang menggandeng perusahaan lokal di setiap negara. Sebagian perusahaan yang bekerja sama dengan Google ternyata enggan berpartisipasi dalam proses purna jual. Hal tersebut mengurangi kenyamanan konsumen, khususnya jika ada kerusakan produk.
Saat ini hanya ada 1,4 juta ponsel berbasis Android One yang dikapalkan ke seluruh dunia. Ini jelas jauh di bawah target yang dipatok Google. "Google berambisi menghubungkan miliaran orang di dunia lewat Internet," ujar Re/Code.
Adapun di Indonesia Android One dipasarkan lewat ponsel buatan Nexian, Evercoss, dan Mito. Harga yang dibanderol berada di kisaran Rp 1,2-1,4 juta.
Keinginan Google memperluas koneksi Internet kerap dikaitkan dengan Facebook. Media sosial ini tengah menjalankan proyek Internet.org untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat negara miskin dan berkembang. Bedanya, Facebook menggandeng sejumlah perusahaan teknologi, antara lain Opera, Ericsson, dan Qualcomm.
SATWIKA MOVEMENTI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini