Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, San Francisco - Ketika Apple merilis iPhone X pada tanggal 3 November, segera berlangsung sebuah perlombaan cepat di kalangan para hacker (peretas) di seluruh dunia untuk menjadi orang pertama yang mengakali bentuk baru dari otentikasi futuristik itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seminggu kemudian, beberapa peretas mengklaim telah berhasil menduplikasi wajah seseorang untuk membuka kunci iPhone X dengan teknik yang lebih sederhana daripada yang diyakini beberapa periset keamanan.
Pada hari Jumat, firma keamanan Vietnam, Bkav, merilis sebuah posting blog dan video yang menunjukkan bahwa mereka mengatasi Face ID dengan topeng komposit plastik, silikon, makeup, dan potongan kertas sederhana, untuk membuka iPhone X.
Demonstrasi tersebut, yang belum dikonfirmasi secara publik oleh periset keamanan lainnya, dapat membuat lubang dalam keamanan iPhone X, terutama mengingat para periset mengatakan biaya topeng mereka hanya membutuhkan US$ 150 (Rp 2 juta).
Bkav tidak berbasa-basi dalam posting blog dan FAQ tentang penelitian ini. "Apple telah melakukan hal ini dengan tidak begitu baik," tulis perusahaan tersebut. "Face ID bisa dibodohi dengan topeng, yang berarti itu bukan tindakan pengamanan yang efektif."
Dalam video yang diposkan ke YouTube, salah satu staf perusahaan menarik selembar kain dari masker terpasang yang menghadap iPhone X di atas dudukannya, dan ponsel itu langsung terbuka.
Baca: iPhone X Jadi Produk Paling Penting Apple: Simak Alasannya
Para peneliti mengakui, bagaimanapun, bahwa teknik mereka akan memerlukan pengukuran rinci atau pemindaian digital dari wajah pemilik iPhone X yang menjadi target. "Target potensial bukan pengguna reguler, namun miliarder, pemimpin perusahaan besar, pemimpin negara, dan agen seperti FBI perlu memahami masalah Face ID," para peneliti Bkav menulis.
WIRED | ERWIN Z