Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan produksi film Swedia, Svenska Biografteatern, menyunting rekaman video hitam putih berlatar New York, Amerika Serikat, pada 1911 dengan teknologi AI (kecerdasan buatan). Hasilnya, video yang berwarna dan jauh lebih tajam yang mampu menampilkan situasi orisinil di New York lebih dari seratus tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Video yang dibuat pada 1911 itu berjudul 'A Trip Through New York City'. Video delapan menit yang kini beresolusi 4K dan 60 fps itu membawa penontonnya kembali ke masa lalu di antara Patung Liberty, Battery Park, Pelabuhan New York, dan Gedung Flatiron yang terkenal di Fifth Avenue.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
YouTuber Denis Shiryaev mengunggah video baru itu di akun miliknya situsnya. Suntingan yang melalui proses meningkatkan skala gambar hingga sesuai dengan ukuran layar--upscaling--ini dibuat menggunakan algoritma neural network-powered seperti Topaz Labs Gigapixel AI dan DAIN.
Perangkat lunak itu tersedia gratis secara online dan Gigapixel AI menggunakan algoritma yang menganalisis gambar dan mengenali detail dan struktur serta melengkapi gambar. Dengan perangkat lunak tersebut, gambar rekaman video dapat dibersihkan dan dipertajam bahkan jika mereka telah diperbesar dan menjadi buram.
Sedangkan DAIN adalah teknik yang bertanggung jawab atas laju bingkai yang disempurnakan karena menyisipkan bingkai ke dalam klip video yang ada. Caranya mirip dengan perataan video 4K.
Rekaman video yang diperbarui itu dirilis Museum of Modern Art pada 2018. Video difilmkan oleh tim juru kamera Svenska Biografteatern. Ini adalah tim yang dikirim ke seluruh dunia untuk mengambil foto dan video dari tempat-tempat terkenal. Mereka melakukan perjalanan ke Air Terjun Niagara, Paris, Venesia dan Monte Carlo, selain New York.
Video asli 'A Trip Through New York City' diproduksi tiga tahun sebelum pecahnya Perang Dunia I. Kehidupan sehari-hari kota yang terekam, seperti lalu lintas jalan, orang-orang yang menjalankan bisnis, serta jalan yang dipenuhi troli, kereta, kereta kuda, dan beberapa mobil.
Para pria mengenakan jas panjang dan semua orang memakai topi olahraga. Sedangkan yang perempuan bergaun kelas atas yang dilengkapi dengan hiasan dan renda, serta topi yang sesuai. Sementara kelas pekerja, baik pria maupun perempuan, mengenakan pakaian yang lebih nyaman dan lebih murah.
Pembuka video dimulai dengan pemandangan Patung Liberty dan sekilas kapal datang ke Pelabuhan, yang merupakan hal pertama yang dilihat oleh imigran yang sedang bepergian ke AS. Sejak itu pelabuhan telah menjadi obyek wisata dan masih digunakan sampai sekarang untuk kapal wisata dan feri.
Foto-foto dari capture video Kota New York, Amerika Serikat, pada 1911 lalu yang telah disunting dengan kecerdasan buatan (AI). Youtube.com
Video ini membawa penontonnya melalui Fifth Avenue, melintasi Jembatan Brooklyn, bahkan melalui Battery Park. Beberapa landmark--seperti Patung Liberty--terlihat sangat mirip dengan keadaannya saat ini. Sedang daerah lain telah berubah secara drastis.
Fifth Avenue pada 1911 yang jelas tidak sesibuk sekarang. Orang-orang saat itu tidak selalu terburu-buru dan mengenakan jas. Sekarang, Fifth Avenue adalah objek wisata utama dan tujuan belanja.
Jembatan Brooklyn juga telah mengalami banyak perubahan dalam 100 tahun terakhir. Ketika video dibuat pada 1911, jembatan memiliki banyak ruang bagi para penumpang yang melintasinya. Jembatan sekarang memiliki sekitar setengah ruang bagi mereka yang berjalan melewatinya.
Herald Square pada 1911 dan Herald Square pada 2018 juga memiliki sangat sedikit kesamaan. Dalam film tersebut, New York Herald Building terlihat, tapi bangunan itu tidak ada lagi sekarang. Daerah ini masih dikenal sebagai Herald Square, sekarang penuh dengan restoran dan toko perbelanjaan.
Patung John Ericsson di Battery Park juga tampil di video. Patung itu, untuk menghormati penemu dan insinyur Amerika-Swedia. Gedung Flatiron yang terkenal karena bentuknya yang aneh juga terlihat hampir persis seperti di tahun 1900-an.
GIGAPIXEL AI | DAILY MAIL