Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang yang bersantap di restoran tidak sadar perilaku mereka kadang membuat para staf jengkel. Sikap pelanggan tak jarang membuat staf dan pramusaji yang sudah sibuk dan stres semakin tertekan, bahkan tak sedikit yang tak tahu berterima kasih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Usaha ini salah satu yang terberat untuk bekerja, melelahkan, dan jam kerja yang merontokkan tulang. Orang lupa betapa sepi dan bikin depresi restoran di masa pandemi. Bersikaplah yang baik seperti Anda juga ingin diperlakukan," kata Chef Rossi, juru masak eksekutif dan pemilik rumah makan The Raging Skillet di New York, kepada HuffPost.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut pendapat para koki, bartender, pramusaji, dan pemilik restoran mengenai sikap yang diharapkan dari pengunjung.
Hargai reservasi
Saat memesan tempat di restoran, jelaskan perihal kunjungan dengan rinci dan buat catatan untuk sendiri sebagai konfirmasi. Memang mungkin saja ada perubahan, tapi sikap Anda akan membuat perubahan.
"Jika ingin menambah jumlah orang di reservasi, bersabarlah. Ingat, orang yang melayani Anda juga manusia, jadi bersikap sopan lah pada mereka," ujar Chef Eric Adjepong dari jaringan rumah makan Alex vs. America.
Datanglah sesuai jadwal reservasi, berpakaian yang pantas. Pasalnya, banyak pemesan yang datang terlambat atau tak sesuai jadwal sehingga merepotkan para staf dan mengganggu antrean pengunjung berikut.
Tak suka makanannya, jangan bilang punya alergi
Roberta d’Elia, kepala koki di Pasta Evangelists di Inggris mengatakan, "Jangan bilang Anda punya alergi jika tak suka makanannya. Sikap kami pada alergen sangat serius. Jadi jangan bikin stres staf restoran karena sesuatu yang tidak Anda alami."
Pelit kasih tip
Jika mampu makan di restoran mahal maka Anda pun pasti mampu memberi tip yang tidak seberapa dibanding harga makanan. dan biasanya uang tip itu tak hanya disimpan oleh pramusaji yang melayani tapi dikumpulkan untuk dibagi-bagi dengan staf lain, seperti penerima tamu, juru masak, bahkan pencuci piring.
Tak perlu berteriak untuk memanggil staf
Rossi mengaku jengkel dengan pengunjung yang suka berteriak memanggil staf restoran. "Apa yang membuat orang-orang ini berpikir mereka lebih baik dari pramusaji?" ujarnya.
Pakai perasaan saat membagi pengalaman di media sosial
Orang sering mengunggah apa yang dimakan di media sosial tapi jarang memuji makanan tersebut atau koki yang mengolahnya. Mereka hanya mengunggah untuk kepentingan dan kesenangan sendiri. Jika ada sesuatu yang tak berkenan, meski hanya hal kecil, mereka dengan enteng memberi ulasan yang negatif dan melupakan hal-hal positif yang mungkin lebih banyak.
Pilihan Editor: Cara Mengolah Telur untuk Sarapan yang Tak Dianjurkan Ahli Gizi