Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
JAKARTA – Pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim di Batam, Kepulauan Riau, diperkirakan turut mendongkrak bisnis kawasan ekonomi khusus (KEK) di sekitarnya. Pelaksana tugas Sekretaris Dewan Nasional KEK, Elen Setiadi, mengatakan bandara yang kini dikelola oleh PT Bandara Internasional Batam (BIB) itu berpengaruh besar terhadap tiga kawasan bisnis, yakni KEK Batam Aero Technic, KEK Nongsa, dan KEK Galang Batang.
“Butuh kesiapan sarana serta prasarana udara, darat, dan laut untuk mengintegrasikan seluruh wilayah KEK,” ucapnya kepada Tempo, kemarin.
Menurut Elen, bisnis perbaikan dan perawatan (maintenance, reparation, and overhaul/MRO) pesawat yang terpusat di KEK Aero Technic sudah masuk ke dalam ekosistem Bandara Hang Nadim. Artinya, bandara yang dikelola konsorsium PT Angkasa Pura I (Persero), Incheon International Airport Corporation (IIAC), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk itu menjadi pintu keluar-masuk pengiriman komponen pesawat. Pusat MRO tersebut dimiliki oleh Grup Lion Air. “Sentra MRO berdiri dengan pangsa pasar sendiri, tapi mereka didukung infrastruktur Hang Nadim,” katanya.
Pergerakan penumpang di Bandara Hang Nadim, yang ditargetkan mencapai 10 juta orang per tahun, pun menjadi potensi pengunjung bagi KEK Nongsa Digital Park. Infrastruktur di KEK yang terfokus untuk industri kreatif dan teknologi digital itu sedang dikembangkan bagi pelaku usaha. Dari catatan Kementerian Koordinator Perekonomian, baru-baru ini KEK Nongsa menjadi lahan investasi senilai Rp 7 triliun oleh penyedia pusat data dari Hong Kong.
"Usaha pariwisata dan digital membutuhkan konektivitas untuk kelancaran pergerakan orang," tutur Elen, yang juga merupakan anggota Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum, dan Ketahanan Ekonomi Kementerian Koordinator Perekonomian.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo