Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi akan menerima kunjungan Chief Executive Officer Microsoft, Satya Nadella di Istana Merdeka Jakarta, Selasa besok, 30 April 2024 pagi. Bos perusahaan teknologi informasi terkemuka Amerika Serikat itu bersama Presiden akan membahas agenda transformasi digital yang penting untuk Indonesia.
"CEO Microsoft dijadwalkan bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, jam 08.30 WIB," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia Budi Arie Setiadi melalui pesan singkat kepada wartawan di Jakarta, Senin, 29 April 2024.
Budi mengatakan transformasi digital adalah keniscayaan agar Indonesia bisa menjadi negara maju.
Ia mengatakan komitmen yang dihasilkan dari pertemuan tersebut penting, karena Indonesia juga memerlukan banyak terobosan pengetahuan dan teknologi. "Kemampuan adaptasi dan inovasi kita juga harus terus ditingkatkan," ujarnya.
Hal yang lebih mendetail dalam pertemuan tersebut, akan disampaikan kepada publik setelah pertemuan berlangsung. "Detailnya tunggu besok saja, terjadwal besok pagi. Soal agendanya nanti kami akan sampaikan setelah pertemuan, yang pasti bagus dan baik untuk Indonesia," katanya.
Sebelumnya Budi Arie Setiadi mengatakan perusahaan teknologi global Microsoft sudah menyiapkan investasi bernilai besar untuk ditanamkan di Indonesia, sekitar Rp14 triliun bahkan bisa lebih.
Investasi itu bakal tersebar dalam beragam bentuk, salah satunya untuk pengembangan sumber daya manusia sebagai talenta digital.
Rencana investasi Microsoft untuk Indonesia sudah ditandai saat penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Microsoft pada Maret 2024. Dalam MoU itu, Microsoft berkomitmen untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia bidang digital serta penguatan infrastruktur dan digitalisasi pemerintah.
Selain itu, juga kerja sama penguatan tata kelola artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan) yang bertanggung jawab, penguatan implementasi dan praktik pelindungan data pribadi (PDP) serta kerja sama di bidang-bidang lainnya.
Kolaborasi itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo Mira Tayyiba dan Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini adalah kehadiran tokoh penting teknologi AS kedua, setelah dua pekan lalu bos Apple Tim Cook, yang menemui Jokowi di Istana Merdeka pada 17 April 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Profil Satya Nadella
Satya Narayana Nadella, lahir 19 Agustus 1967, adalah seorang eksekutif bisnis asal India yang berkarier di Amerika Serikat. Dia adalah ketua eksekutif dan CEO Microsoft, menggantikan Steve Ballmer pada 2014 sebagai CEO dan John W. Thompson pada tahun 2021 sebagai ketua.
Sebelum menjadi CEO, ia adalah wakil presiden eksekutif Microsoft Cloud, yang bertanggung jawab membangun dan menjalankan platform komputasi perusahaan.
Nadella menginjak AS ketika kuliah ilmu komputer di Universitas Wisconsin–Milwaukee dan lulus tahun 1990. Ia menerima gelar MBA dari University of Chicago Booth School of Business pada tahun 1997.
Setelah lulus, ia bekerja di Sun Microsystems sebagai anggota staf teknologi sebelum bergabung dengan Microsoft pada tahun 1992.
Di Microsoft, Nadella memimpin sejumlah proyek besar termasuk peralihan perusahaan ke komputasi awan dan pengembangan salah satu infrastruktur awan terbesar di dunia.
Pendapatan dari Layanan Cloud tumbuh menjadi $20,3 miliar pada Juni 2013 dari $16,6 miliar ketika ia mengambil alih pada tahun 2011. Dia menerima gaji sebesar $84,5 juta pada tahun 2016.
Pada bulan Oktober 2014, Nadella menghadiri acara tentang Perempuan dalam Komputasi dan menimbulkan kontroversi setelah ia membuat pernyataan bahwa perempuan tidak boleh meminta kenaikan gaji dan harus mempercayai sistem.
Nadella dikritik atas pernyataan tersebut dan dia kemudian meminta maaf di Twitter. Dia kemudian mengirim email ke karyawan Microsoft dan mengakui bahwa dia "Sepenuhnya salah."
Saat memimpin Microsoft, ia menekankan kerja sama dengan perusahaan dan teknologi yang juga bersaing dengan Microsoft, termasuk Apple Inc., Salesforce, IBM, dan Dropbox.
Berbeda dengan kampanye Microsoft sebelumnya terhadap sistem operasi Linux, Nadella mencanangkan bahwa "Microsoft love Linux", dan Microsoft bergabung dengan Linux Foundation sebagai anggota Platinum pada tahun 2016.
ANTARA | TIM TEMPO