Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

BPS Catat Dominasi Produk Impor Cina di Indonesia, Diprediksi akan Berlanjut di Masa Prabowo-Gibran

BPS mencatat nilai impor Cina di Indonesia masih mendominasi sepanjang bulan Juni dan semester pertama 2024. Diperkirakan akan terus berlanjut di masa pemerintahan selanjutnya.

15 Juli 2024 | 20.50 WIB

Sekarung bawang putih yang diimpor dari Cina di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Kamis, 6 Februari 2020. Bawang putih yang ada di pasaran merupakan stok lama sebelum pembatasan impor. Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Sekarung bawang putih yang diimpor dari Cina di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Kamis, 6 Februari 2020. Bawang putih yang ada di pasaran merupakan stok lama sebelum pembatasan impor. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor produk nonmigas asal Cina masih mendominasi di Indonesia. Sepanjang Juni 2024, BPS mencatat produk Cina berkontribusi sebesar 35,20 persen atas nilai impor Indonesia. Jumlahnya mencapai US$ 5,34 miliar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kepala BPS Amalia Adiniggar Widyasanti mengatakan meskipun mengalami penurunan dibanding bulai Mei, nilai impor Cina secara tahunan pada periode yang sama tetap mengalami peningkatan. Pada Juni 2023, BPS mencatat nilai impor Cina di Indonesia sebesar US$ 4,85 miliar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Impor Cina bulan Mei tercatat US$ 6,05 miliar sedikit mengalami penurunan dibanding dengan Juni yang sebesar US$ 3,34 miliar," katanya dalam konferensi pers, Senin, 15 Juli 2024.

Berdasarkan catatan BPS, dominasi impor Cina sangat kontras dibanding dengan sejumlah negara lain seperti Jepang (7,42 persen), Singapura (6,13 persen), dan akumulaisi nilai impor negara-negara ASEAN (12,84 persen).

Amalia mengatakan secara akumulatif, sepanjang semester pertama 2024, nilai impor nonmigas Cina tercata sebesar 32,45 persen dari keseluruhan nilai impor Indonesia. Jumlah tersebut juga meningkat secara tahunan sebesar 2,47 persen.

"Secara akumulatif, peningkatan nilai impor terjadi dengan Cina dan ASEAN, dalam hal ini tanpa Thailand. Sementara dengan Thailand, Jepang dan Uni Eropa mengalami penurunan di semester I 2024 year on year," kata Amalia.

Mesranya hubungan ekonomi Indonesia-Cina semasa era kepresidenan Joko Widodo atau Jokowi diperkirakan akan tetap berlanjut di masa pemerintahan selanjutnya. Muhammad Zulfikar Rahmat dan Yeta Purnama, peneliti dari Center of Economics and Laws Studies (Celios), mengatakan Indonesia sudah mengalami ketergantungan secara ekonomi kepada Cina.

Saat Presiden Jokowi menjabat pada 2014, nilai impor Cina di Indonesia tercatat sebesar US$ 40 miliar. Jumlah tersebut naik drastis menjadi US$ 71,32 miliar atau Rp 1.114 trliun pada 2022.

Zulfikar dan Yeta mengatakan, Cina merupakan mitra dagang dan sumber investasi yang signifikan bagi Indonesia. "Indonesia adalah salah satu negara yang menerima pendanaan Bel and Road Initiative dibandingkan negara-negara lain, dengan total utang Indonesia ke Cina mencapai Rp 885 triliun," tulis Zulfikar dan Yeta di theconversation, dikutip Senin, 15 Juli 2024.

Dengan begitu, keduanya menilai pemerintah selanjutnya akan sulit menghindari ketergantungan kepada negeri tirai bambu itu secara ekonomi. Di masa kepemimpinan Prabowo Subianto mendatang, ekonom Celios ini memprediksi modal hubungan ekonomi Cina-Indonesia akan tetap langgeng.

"Prabowo secara khusus telah terlibat secara intens dengan Cina. Prabowo bertemu beberapa kali dengan Xiao Qian, mantan duta besar Cina untuk Indonesia," tulis Zulfikar dan Yeta.

Sepekan setelah dinyatakan meraih suara terbanyak pada Pilpres 2024, Prabowo yang juga menjabat Menteri Pertahanan, juga bertemu Presiden Cina Xi Jinping, di Beijing, pada 1 April 2024.

Kendati demikian, Zulfikar megatakan Indonesia harus menjaga keseimbangan dengan Cina dan aliansinya dengan negara-negara besar lainnya, seperti Amerika Serikat (AS) dan mitra regional, seperti Jepang dan Australia.

Nandito Putra

Lulus dari jurusan Hukum Tata Negara UIN Imam Bonjol Padang pada 2022. Bergabung dengan Tempo sejak pertengahan 2024. Kini menulis untuk desk hukum dan kriminal. Anggota Aliansi Jurnalis Independen.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus