Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Cerita Bocah Jadi Model Uang Rp 75 Ribu: Mendadak Populer, Diajak Foto

Bocah di uang Rp 75 ribu sempat dikira warga negara asing. Ia memakai pakaian adat dari Kalimantan Utara.

5 September 2022 | 16.41 WIB

Muhammad Izzam Athaya, salah satu model di uang pesahan Rp 75 ribu. Bocah asal Tarakan, Kalimantan Utara, mengenakan baju adat Suku Tidung, sambil menunjuk gambar dirinya di bagian belakang uang Rp 75 ribu, di Kantor Perwakilan BI Kalimantan Utara pada Jumat, 2 September 2022. TEMPO/Khory Alfarizi
Perbesar
Muhammad Izzam Athaya, salah satu model di uang pesahan Rp 75 ribu. Bocah asal Tarakan, Kalimantan Utara, mengenakan baju adat Suku Tidung, sambil menunjuk gambar dirinya di bagian belakang uang Rp 75 ribu, di Kantor Perwakilan BI Kalimantan Utara pada Jumat, 2 September 2022. TEMPO/Khory Alfarizi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Izzam Athaya kini berusia 11 tahun. Dua tahun lalu, ia menjadi salah satu model uang peringatan khusus atau UPK Rp 75 ribu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

UPK itu diluncurkan oleh Bank Indonesia (BI) pada 17 Agustus 2020 untuk memperingati momentum kemerdekaan ke-75 Indonesia. Uang ini bisa dipakai sebagai alat transaksi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gambar Izzam terletak di bagian tengah bersama pecahan Rp 75 ribu. Ia diapit delapan anak lain yang mengenakan baju adat daerah dari Aceh hingga Papua. Izzam memakai baju adat dari Suku Tidung, Kalimantan Utara. Dia menceritakan kembali saat pertama kali digandeng Bank Indonesia menjadi model dari uang yang dicetak terbatas itu.

“Izzam foto pakai baju adat Suku Tidung itu 2019 diajak oleh BI. Saat itu Izzam masih kelas tiga (sekolah dasar/SD). Ternyata setahun kemudian, 2020, uang Rp 75 ribu dikeluarkan dan ternyata ada foto Izam di tengah,” ujar dia sembari mengenakan baju adat Suku Tidung di Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Utara di Tarakan pada Jumat, 2 September 2022.

Izam yang kini duduk di kelas 6 SD 041 Tarakan itu menjelaskan, proses foto dilakukan di salah rumah adat yang ada di Kalimantan Utara. Saat itu pemotretan berlangsung bersamaan dengan kegiatan peragaan busana. Proses pemotretan berlangsung selama satu jam.

“Lelah, Izzam juga sempat nangis juga karena lama terus berat juga (mahkota) di kepala, sakit. Sekarang sudah terbiasa fashion show, jadi kepala pakai mahkota ini sudah enggak sakit lagi,” kata bocah kelahiran 6 November 2010 itu.

Gambar Izzam di uang Rp 75 ribu itu sembat menjadi perbincangan publik. Sebab dia disangka bocah yang berasal dari Cina dan mengenakan baju adat Cina. Ketika mengetahui informasi itu, Izzam mengaku biasa saja. Karena, kata dia, baju yag ia pakai mirip seperti pakaian adat dari Cina. “Padahal itu kan baju adat Suku Tidung.”

Bocah yang gemar menggambar itu mengatakan baju adat yang dikenakan di dalam uang Rp 75 ribu itu cukup keren. Temanya kerajaan dan ada pedangnya. Setelah uang edisi khusus itu diluncurkan, Izzam melanjutkan, banyak orang yang mengajak berfoto bersama. Wartawan pun ingin mewawancarainya.

“Perasaan Izzam kaget dan senang. Pas itu Izzam dikasih tahu teman-teman, terus mereka bilang wah keren Izzam bisa masuk di uang Rp 75 ribu. Nah Izam jadi senang dong, Izzam jadi terkenal” tutur Izzam.

Izzam yang saat ini ikut sekolah model di Tarakan, juga menuturukan selain ada gambar dirinya, di uang Rp 75 ribu itu menampilkan foto pahlawan. 

“Menurut Izzam lumayan keren sih soalnya banyak pahlawan di (bagian) foto, terus ada tempat-tempat di Indonesia yang difoto juga masuk ke uag Rupiahnya. Terus ada Izzam juga sih di dalam uang Rp 75 ribu,” kata Izzam. “Bagi Izzam, rupiah penting, bisa buat beli jajan, beli baju, beli makanan, bisa beli apa pun.”

BI menjelaskan maksud gambar dan foto dalam uang pecahan Rp 75 ribu.

Makna Visual dalam Uang Rp 75 Ribu

Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim menanggapi tudingan soal pakaian yang dikenakan Izzam baju berasal dari Cina. Dia mengatakan dari seluruh baju adat yang digunakan oleh anak-anak, kostum yang dipakai Izzam belum populer dikenal masyarakat.

"Orang menganggap ini seperti bukan pakaian adat kita. Ternyata ini adalah pakaian adat dari Suku Tidung, Kalimantan Utara, jadi bukan dari negara lain, tapi dari negara kita. Nah disinilah akhirnya masyarakat tahu oh ternyata di provinsi Kalimantan Utara," kata di tempat yang sama. 

Marlison juga menjelaskan makna mengenai uang Rp 75 ribu yang menggambarkan pencapaian Indonesia selama 75 tahun. Tampak depan uang itu menggambarkan sejak kemerdekaan tahun 1945 dengan gambar Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai tokoh kemerdekaan. “Serta pencapaian di tahun 2020 yang digambarkan oleh kemajuan infrastruktur yakni Jembatan Merah Youtefa Papua, MRT Jakarta, dan Tol Trans-Jawa,” kata dia.

Sedangkan bagian belakang, Marlison melanjutkan, tampil potret tentang keragaman, kebhinekaan, dan masa depan Indonesia. Pertama, kata dia, ada kain bricing dari Bali, yang mewakili kain tenun yang ada di Indonesia. Kedua, ada hal yang menyangkut dengan kebudayaan dari Aceh sampai engan Papua yang menggambarkan budaya adat seluruh Indonesia.

Ketiga, yang paling penting adalah uang Rp 75 ribu itu menunjukkan adanya sembilan orang anak dari berbagai daerah di Indonesia. Potret itu menampilkan sebuah makna bahwa Indonesia memiliki sumber daya manusia atau SDM unggul menuju Indonesia emas 2050. “Di sini peta Indonesia berwarna emas yang nantinya akan memiliki peran strategis dalam bola dunia,” ucap dia.

Selain itu, di bagian belakang uang pecahan Rp 75 ribu ada penggambaran untuk tahun-tahun ke depan. Indonesia akan menghadapi era teknologi tinggi, yaitu satelit. Sehingga, kata Marlison, secara keseluruhan uang Rp 75 ribu menampilkan  kekayaan budaya dan alam yang didukung SDM unggul. Kolaborasi ini mampu mencapai Indonesia emas berbasis teknologi di dunia internasional.

“Itulah filosofi dasar saat kita merancang UPK Rp 75 ribu ini, tidak sekadar merancang tapi memiliki visi besar melalui UPK Rp 75 ribu ini,” ujar Marlison.

Menurut Marlison, uang Rp 75 ribu merupakan uang peringatan yang dicetak dan dikeluarkan setiap 25 tahun sekali dalam rangka peringataan kemerdekaan. Jadi, uang itu berlaku selama 25 tahun dan akan dikeluarkan lagi nanti pada saat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yang ke-100 tahun. “Jadi selama 25 tahun uang ini masih berlaku.”

Dia juga memastikan uang itu bisa digunakan sebagai alat transaksi pembayaran di mana pun, meski banyak di antara masyarakat lebih memilih menyimpannya. Marlison mengimbuhkan, jika anak-anak yang ada di dalam uang itu suatu saat sudah berusia 35-40 tahun, mereka akan mengenang masa kecilnya.

“Kita cetak sekali saja dan sesuai dengan HUT RI yang ke-75 tahun, jadi kita cetak 75 juta lembar. Dan tidak pernah dicetak lagi,” tutur Marlison.

KHORY ALFARIZI

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus