Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Ciri Tubuh Alami Jenuh Bekerja, Anda Merasakannya?

Apakah Anda selalu merasa lelah sepanjang hari? Mungkin Anda mengalami jenuh bekerja, alias burnout. Ini cirinya.

28 Januari 2020 | 08.45 WIB

Seorang pria tertidur pulas di dalam kereta karena lelah bekerja saat jam pulang kantor di Jepang. Para pria di Jepang menghabiskan waktu lebih dari 60 jam seminggu untuk bekerja. izismile.com
Perbesar
Seorang pria tertidur pulas di dalam kereta karena lelah bekerja saat jam pulang kantor di Jepang. Para pria di Jepang menghabiskan waktu lebih dari 60 jam seminggu untuk bekerja. izismile.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Memiliki karier yang cemerlang tetapi kehidupan pribadi yang berantakan. Kondisi tersebut acap kali dirasakan oleh para pekerja keras yang berada di kota-kota besar. Selain kondisi memiliki kehidupan pribadi yang tak tertata, terkadang muncul rasa bersalah dalam mengambil keputusan dalam hidup dan pekerjaan. Stres pun biasanya akan datang saat sudah sangat letih bekerja. Tubuh merasa lelah permanen, padahal telah bangun dari tidur. Tubuh tidur tetapi otak tak pernah berhenti berpikir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Kecemasan-kecemasan muncul dari pikiran. Pikiran-pikiran tersebut mengganggu jam tidur dan bahkan menciptakan insomia ringan. Hal tersebut merupakan ciri-ciri burnout. Burnout biasanya dikenal sebagai kejenuhan kerja. Kondisi ini adalah respon terhadap stres yang berkepanjangan dan bisanya melibatkan kelelahan emosional, sinisme atau keterpisahan dan perasaan tidak efektif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kejenuhan bekerja telah diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai fenomena pekerjaan. Mengutip The Golden Space Indonesia, ada tiga hal yang menyebabkan seseorang mengalami burnout, yakni:

1. Kurangnya keamanan internal seperti harapan tinggi dan eksternal seperti kepuasan kerja, ekonomis dan jaminan pekerjaan. Harapan yang terlalu tinggi tanpa ada batasan kepuasan memicu kekecewaan dalam diri sendiri.

2. Teknologi membuat koneksi konstan sehingga sulit terkadang untuk melepaskan pikiran dan diri dari koneksi tersebut.

3. Adanya standar internal yang tidak realistis seperti perfeksionisme, tonggak karier dan ekspektasi diri yang tinggi. Selain itu, burnout juga bisa dipicu dari tekanan sosial untuk selalu menjadi produktif.

BISNIS.COM

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus