Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 secara keseluruhan hanya 4,9 sampai 5 persen. Dia juga memprediksi besaran yang sama untuk pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Belum banyak berubah dibandingkan dengan 10 tahun terakhir dari pemerintahan Jokowi,” ujar Faisal dalam CORE Midyear Economic Review yang dipantau Tempo secara daring, Selasa, 23 Juli 2024. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2014 pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 5,01 persen. Selama hampir sepuluh kemudian, angka itu tak banyak meningkat atau menurun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Angka prediksi Faisal ini menandakan ada perlambatan dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2024. Selama triwulan pertama tahun ini, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 5,11 persen. Perlambatan itu terutama disebabkan adanya perlambatan konsumsi rumah tangga. Sektor ini merupakan penyumbang terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB).
Faisal membandingkan prediksinya dengan target pemerintahan baru di bawah Prabowo Subianto. Presiden terpilih itu beberapa kali menyatakan janji akan mengerek pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Angka ini lebih tinggi dari target tertulis di Rencana Jangka Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045 sebesar 6,5 hingga 7 persen.
“Ini perlu diantisipasi karena sangat mungkin kalau tidak ada terobosan dalam strategi kebijakan ekonomi, maka akan meleset lagi pertumbuhan ekonomi,” kata dia.
Prabowo belum lama ini kembali menyatakan optimismenya bisa menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen. Bahkan ia berani bertaruh dengan sejumlah menteri negara tetangga.
"Ada beberapa menteri dari sebuah negara yang taruhan sama saya," katanya saat menyampaikan sambutan Presiden Joko Widodo alias Jokowi di acara peluncuran kebijakan satu peta, yang dipantau Tempo dari YouTube Perekonomian RI, Kamis, 18 Juli
Menurut Prabowo, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen itu. Namun, ujarnya, untuk mencapai tujuan itu perlu adanya efisiensi dan pengelolaan yang lebih baik. "Ambil kebijakan yang masuk akal," ujarnya.
Prabowo mengungkapkan, pemerintah harus memiliki tekad untuk memitigasi kebocoran, penyelewengan, hingga kebijakan-kebijakan yang tidak menguntungkan kepentingan nasional serta kepentingan rakyat.