Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Dampak Ekonomi dari Konser Coldplay, Berikut Perhitungan Pengamat

Azril Azahari menyebut konser Coldplay sangat berpotensi menggenjot perekonomian.

18 Mei 2023 | 19.45 WIB

Penyanyi grup band Coldplay, Chris Martin menghibur penonton dalam Expo 2020 di Dubai, Uni Emirat Arab, 15 Februari 2022. REUTERS/Christopher Pike
Perbesar
Penyanyi grup band Coldplay, Chris Martin menghibur penonton dalam Expo 2020 di Dubai, Uni Emirat Arab, 15 Februari 2022. REUTERS/Christopher Pike

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar pariwisata dari Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Azril Azahari menyebut konser Coldplay sangat berpotensi menggenjot perekonomian. Event tersebut juga akan menarik wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke tanah air.

“Konser musisi internasional masuknya special event. Subsektor ini bisa menimbulkan multipplier effect yang besar,” kata Azril kepada Tempo melalui sambungan telepon pada Rabu malam, 17 Mei 2023. "Selain keuntungan untuk promotor, ada (perputaran ekonomi) yang masuk ke hotel, ke UMKM."

Nilai ekonomi special event seperti ini, kata Azril, jauh lebih besar ketimbang business event. Adapun yang tergolong business event, antara lain meeting seperti pertemuan KTT ASEAN dan G20. Dibanding konser, event tersebut lebih tersegmentasi.

Oleh karena itu, Azril berharap pemerintah untuk terus mengembangkan special event. Peluang special event pun bukan hanya dari konser. Ada sport tourism yang potensinya besar juga. Oleh karenanya, Azril berharap pemerintah tidak hanya berfokus mengembangkan business event.

"Business meeting seperti G20, memang mengangkat kredibilitas pemerintah. Tapi dampak ekonominya lebih besar special event karena cakupannya lebih luas," ujar Azril.

Seperti diketahui, konser Coldplay akan digelar pada Rabu, 15 November 2023 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Konser ini merupakan rangkaian tur dunia band asal Inggris tersebut. Di Asia sendiri, Coldplay akan menggelar konser di empat kora yaitu Jakarta, Kuala Lumpur, Kaohsiung, dan Tokyo. 

Selanjutnya: dampak ekonominya bisa US$ 20 juta hingga US$ 25 juta 

Ihwal potensi ekonomi dari konser Coldplay, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menargetkan kedatangan 10 ribu hingga 12 ribu wisatawan mancanegara. Dengan asumsi pengeluaran untuk konser mencapai US$ 1.000  hingga US$ 2.000 per orang, maka dampak ekonominya bisa US$ 20 juta hingga US$ 25 juta. Terlebih, Sandiaga mencatat reservasi hotel di area GBK, Jakarta Pusat, pada sekitar 15 November 2023 sudah mencapai 98 persen.

Sandiaga pun optimistis event ini dapat berkontribusi mencapai target penciptaan 4,4 juta lapangan kerja baru. Selain itu, Sandiaga menilai konser Coldplay  akan mendorong peningkatan kesejahteraan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Karena itu, Sandiaga meminta promotor konser Coldplay, yaitu PK Entertainment, untuk menambah satu hari lagi penyelenggaraan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Hal tersebut lantaran peminat konser ini begitu besar.

"Peminatnya begitu besar. Saya sudah sampaikan pada promotor, jika mereka akan menambah satu hari lagi maka kami akan membantu memfasilitasi," kata Sandiaga di kantornya pada Senin malam, 15 Mei 2023.

Namun, Sandiaga masyarakat jangan terlalu berharap mengingat jadwal konser band asal Inggris tersebut sangat padat.

RIRI RAHAYU | RIANI SANUSI PUTRI

 

Pilihan Editor: Kritik Fans Coldplay ke Promotor: Penjualan Tiket di Tanggal Tua, Pusing Banget

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus