Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Dapat Dana Rp 2,2 T, Ajaib Jadi Unicorn Ke-7 di Indonesia

Ajaib, menjadi unicorn ke-7 di Indonesia setelah menggalang dana Seri B senilai US$ 153 juta dari DST Global atau setara Rp 2,2 triliun.

4 Oktober 2021 | 10.17 WIB

Ilustrasi mata uang dolar A.S. REUTERS/Guadalupe Pardo
Perbesar
Ilustrasi mata uang dolar A.S. REUTERS/Guadalupe Pardo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bisnis rintisan fintech investasi saham dan reksa dana, Ajaib, menjadi unicorn ke-7 di Indonesia setelah menggalang dana Seri B senilai US$ 153 juta dari DST Global atau setara Rp 2,2 triliun (kurs Rp 14.200).

Ajaib menjadi fintech unicorn investasi pertama di Asia Tenggara. Pencapaian ini diperoleh Ajaib dalam dua setengah tahun pertama, menjadikan Ajaib sebagai startup tercepat yang meraih status unicorn dalam sejarah Asia Tenggara.

Pendanaan kali ini pun membawa jumlah total yang dikumpulkan oleh Ajaib menjadi US$ 243 juta pada tahun 2021 saja.

Pendanaan Seri B ini dipimpin oleh DST Global, bersama dengan investor terdahulu Ajaib, yaitu Alpha JWC, Ribbit Capital, Horizons Ventures, Insignia Ventures, dan SoftBank Ventures Asia. DST Global dan Ribbit Capital juga merupakan investor besar dalam Robinhood, fintech investasi saham di Amerika Serikat yang sering disandingkan dengan Ajaib.

"Disandingkannya Ajaib dengan Robinhood membuktikan bahwa kemajuan kapabilitas teknologi dan pasar modal di Indonesia mampu bersaing dengan pasar global," ungkap Co-Founder & CEO Ajaib Group Anderson Sumarli, Senin, 4 Oktober 2021.

Belum lama ini Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan hasil diskusinya dengan Presiden Jokowi yang menginginkan lebih banyak perusahaan unicorn dari Indonesia. Saat ini ada enam startup yang memiliki valuasi di atas US$ 1 miliar, yaitu GoTo, Bukalapak, Traveloka, OVO, J&T Express, dan Xendit.

Masuknya Ajaib ke jajaran perusahaan unicorn asal Tanah Air ini merupakan wujud nyata dari aspirasi tersebut. Pertumbuhan Ajaib merupakan bukti kebangkitan kekuatan investor retail di negara berpenduduk terbesar keempat di dunia.

Anderson menjelaskan Ajaib akan menggunakan dana tersebut untuk merekrut secara besar-besaran talenta terbaik dan melakukan kampanye edukasi untuk menginspirasi lebih banyak investor pemula.

“Misi kami adalah untuk menyambut investor generasi baru ke layanan keuangan modern. Indonesia masih memiliki penetrasi investor saham sebesar 1 persen dan perjalanan kami masih panjang untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia,” kata Anderson.

Misi ini sejalan dengan misi pemerintah dalam meningkatkan inklusi dan literasi keuangan serta memperkuat pasar modal Indonesia, khususnya di kalangan generasi muda. Menurut hasil survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2020, tingkat literasi keuangan di pasar modal masih relatif rendah yaitu 4,9 persen dan tingkat inklusi hanya 1,6 persen.

Ajaib baru-baru ini juga merayakan 1 juta investor ritel saham. Ini merupakan pencapaian di negara yang hanya memiliki 2,7 juta investor saham. Padahal pertumbuhan jumlah investor ritel saham di Indonesia belum pernah secepat ini dalam sejarah Indonesia, sehingga hal itu tentu merupakan langkah awal untuk membangun kekuatan investor generasi muda Indonesia yang dapat mengubah masa depan bangsa.

Ajaib selama ini berkomitmen untuk memberikan edukasi keuangan terutama dalam bidang investasi melalui Program Generasi Saham yang telah dilakukan bersama BEI di berbagai daerah dengan literasi keuangan rendah. Hingga saat ini, program tersebut sudah menjangkau 26 kota, dari ibu kota hingga Papua.

Selain itu, Ajaib melakukan edukasi secara daring setiap harinya sebagai bentuk komitmen Ajaib dalam meningkatkan inklusi dan literasi keuangan, terutama untuk pasar modal.

“Keberhasilan Ajaib merupakan bukti nyata pertumbuhan dan kekuatan teknologi dan pasar modal Indonesia. Sebagai orang Indonesia, kami sangat bangga dapat ikut serta dalam membangun ekosistem digital Tanah Air serta membawa dampak nyata bagi kehidupan sehari-hari masyarakat,” kata Chandra Tjan, General Partner di Alpha JWC.

Pada September 2021, Ajaib mengumumkan pengangkatan Andi Gani Nena Wea, Komisaris Utama salah satu BUMN, sebagai Komut Ajaib. Ajaib juga telah merekrut banyak veteran lama industri pasar modal. Hal ini dipandang sebagai kemajuan langkah dari startup fintech untuk menjadi platform jasa keuangan yang unggul dan terpercaya di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Thomas Stafford, Managing Partner DST Global, menjelaskan Ajaib telah membangun produk kelas dunia dengan menggunakan teknologi modern untuk melayani generasi muda Indonesia dalam memasuki pasar modal. “Kami sangat bangga dapat berjalan bersama Ajaib dalam misi mereka untuk mendemokratisasikan akses ke investasi untuk semua,” kata dia.

Baca juga: BEI Rayu Unicorn untuk Memancing Modal Asing

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus