Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Di KTT ke-13 Asia Timur, Jokowi Presentasi Konsep Indo - Pasifik

Jokowi mempresentasikan konsep Indo-Pasifik dalam sambutannya di KTT ke-13 Asia Timur di Singapura.

15 November 2018 | 21.15 WIB

Presiden Joko Widodo atau Jokowi, menghadiri KTT ke-21 ASEAN Plus Three (APT) di Suntec Convention Centre, Singapura, Kamis, 15 November 2018. Foto: Biro Pers Setpres
Perbesar
Presiden Joko Widodo atau Jokowi, menghadiri KTT ke-21 ASEAN Plus Three (APT) di Suntec Convention Centre, Singapura, Kamis, 15 November 2018. Foto: Biro Pers Setpres

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mempresentasikan konsep Indo-Pasifik dalam sambutannya di 13th East Asia Summit atau KTT ke-13 Asia Timur sesi plenary yang dihelat di Suntec Convention Centre, Singapura, pada Kamis, 15 November 2018.

BACA: Jokowi Usul Kurangi Ketergantungan Terhadap Satu Mata Uang

“Pada pertemuan EAS tahun 2014. Saya menyampaikan visi “Poros Maritim Dunia” Indonesia. Pada saat itu, saya telah menekankan arti penting peningkatan kerja sama maritim, tidak saja di Samudera Pasifik, namun juga di Samudera Hindia,” kata Jokowi dalam siaran tertulis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden.

Jokowi menjelaskan bahwa Samudera Pasifik dan Samudera Hindia sebagai Single Geo-Strategic Theatre. Sehingga perlu dijaga agar tetap damai dan aman. “Tidak dijadikan ajang perebutan sumber daya alam, pertikaian wilayah dan supremasi maritim dan sebagai pusat jalur perdagangan dunia,” ujarnya.

BACA: Jokowi Minta ASEAN Bersatu Waspadai Ancaman Ekonomi Global

Menurut Jokowi, hal tersebut sangat krusial mengingat tantangan di dua samudera semakin kompleks. Secara konsisten, kata dia, Indonesia terus mendorong kerja sama terkait isu-isu kemaritiman sebagai bentuk terjemahan visi maritim Indonesia.

Ia mengatakan bahwa pada 2017, Indonesia menjadi tuan rumah KTT IORA, KTT pertama IORA dan menghasilkan “Jakarta Declaration and Plan of Action”. Lebih lanjut Jokowi mengatakan bahwa pada 29-30 Oktober 2018, Indonesia menjadi tuan rumah Pertemuan ke-5 Our Ocean Conference yang menghasilkan komitmen multistakeholders mengenai Ocean.

“Indonesia juga menjadi tuan rumah Indonesia-Africa Maritime Dialogue, 29 Oktober 2018 yang menekankan kerja sama pada dua hal yaitu sustainable fisheries dan maritime security, “ katanya.

Selain itu, Jokowi mengingatkan bahwa kerja sama maritim juga terus dikembangkan bersama ASEAN. Saat ini, Indonesia bersama ASEAN sedang mengembangkan satu konsep kerja sama “Indo-Pasifik”. Indonesia juga melakukan konsultasi dengan negara-negara mitra.

Dalam pandangan Presiden Jokowi, pengembangan kerja sama “Indo-Pasifik” penting menekankan pada beberapa prinsip, antara lain, kerja sama dan penghormatan terhadap hukum internasional. “Saya ulangi kerja sama, bukan rivalitas, inklusifitas, tranparansi dan keterbukaan,” ucapnya.

Menurut Jokowi, pengembangan kerja sama “Indo-Pasifik” tidak memerlukan pembentukan sebuah institusi baru.  Tetapi bisa dilakukan melalui penebalan kerja sama antara negara peserta EAS. Jokowi menuturkan, ke depannya penting untuk meningkatkan kerja sama dengan mitra lain di Samudera Hindia.

Sementara itu, kerja sama Indo-Pasifik dapat difokuskan pada tiga bidang yaitu kerja sama maritim termasuk dalam menanggulangi kejahatan di laut, kerja sama konektivitas untuk memacu pertumbuhan ekonomi, dan kerja sama mewujudkan pembangunan berkelanjutan untuk pencapaian target SDGs secara inklusif. “Itulah pemikiran mengenai prinsip dasar dan fokus kerja sama Indo-Pasifik,” katanya.

Presiden Jokowi memahami bahwa pembahasan konsep kerja sama semacam ini selalu memerlukan waktu dan tidak kalah pentingnya memerlukan trust satu sama lain. “Dengan trust yang diberikan kepada ASEAN sejauh ini, saya yakin kita akan dapat bekerja sama, mengembangkan konsep Indo-Pasifik yang akan menguntungkan semua pihak,” kata Presiden Jokowi.

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus