Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris Utama MIND ID Letnan Jenderal (Letjen) TNI Purn Doni Monardo mengklaim kinerja PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum terus membaik. Salah satu faktor yang mendukung peningkatan kinerja perusahaan peleburan aluminium itu adalah lancarnya pasokan listrik dari PLTA Asahan 1 dan Asahan 3.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Doni pun menyebut Inalum berutang budi terhadap Danau Toba. Musababnya, danau terbesar di Indonesia itu merupakan sumber air PLTA Asahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“PLTA Asahan sangat tergantung pada sumber air yang ada di Danau Toba. Artinya, Inalum harus merasa utang budi kepada air Danau Toba. Karenanya, kami di jajaran PT Mind ID melihat ada sesuatu yang perlu ditingkatkan, utamanya dalam hal kepedulian Inalum terhadap Danau Toba,” kata Doni dalam keterangannya, Kamis, 9 Juni 2022.
Menurut Doni, Inalum harus memberikan kontribusi untuk penyelamatan ekosistem kawasan Danau Toba. Misalnya, mengembalikan fungsi konservasi agar debit air terjamin. Jika tidak, permukaan air danau di Sumatera Utara tersebut akan terus mengalami penurunan.
Adapun saat ini, muka air Danau Toba sudah berada di bawah angka normalnya, yakni 903 mdpl. Idealnya, batas muka air danau tersebut 905 mdpl dan akan lebih baik lagi jika mencapai 906 mdpl.
Di sisi lain, dia mengatakan Danau Toba juga harus merasa memiliki Inalum. Dia berharap masyarakat mendukung Inalum sebagai perusahaan yang berkontribusi memberikan pendapatan kepada negara.
“Sebab, penerimaan negara ujungnya akan kembali juga kepada rakyat, termasuk kepada TNI dan Polri,” kata mantan Kepala BNPB tersebut.
Sebagai salah satu penggagas Citarum Harum, Doni memberikan contoh agar program revitalisasi kawasan itu bisa diadopsi. Program Citarum Harum dianggap berhasil karena melibatkan kerja sama berbagai stakeholder.
“Saat ini kondisi Citarum sudah berada di fase tercemar ringan-sedang, dari yang semula tercemar berat,” katanya. Adapun Inalum sebelumnya sudah memiliki program penghijauan dan reboisasi kawasan gundul di sekitar Danau Toba.
Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID Dany Amrul Ichdan menyampaikan perlu ada master plan penyelamatan Danau Toba yang berkelanjutan. Pengajar program doktor Manajemen Bisnis Universitas Padjadjaran itu berharap pengelolaan Danau Toba bisa mencontoh Swiss.
“Kalau dilihat, danau di Swiss kalah spektakuler dibanding Toba. Pertanyaannya, kenapa di sana bisa tertata? Karena ada master plan. Karena itu, di sini pun hendaknya ada master plan bersamaan program penanaman pohon di lahan gundul,” ujarnya.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini