Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Emil Salim Beberkan Alasan Lulusan IPB Emoh Jadi Petani

Emil Salim mengatakan sektor pertanian tak lagi menarik bagi generasi milenial.

22 Oktober 2017 | 18.40 WIB

Dewan Penasihat Komisi Nasional Pengendalian Tembakau, Prof Emil Salim saat berkunjung di Gedung Tempo, Jakarta, 17 Januari 2017. TEMPO/Nufus Nita Hidayati
Perbesar
Dewan Penasihat Komisi Nasional Pengendalian Tembakau, Prof Emil Salim saat berkunjung di Gedung Tempo, Jakarta, 17 Januari 2017. TEMPO/Nufus Nita Hidayati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Lingkungan Hidup, Emil Salim, mengatakan sektor pertanian dan pekerjaan sebagai petani kini tak lagi dilirik karena tidak menarik. Padahal pekerjaan itu sangat penting.

Emil mengatakan salah satu sebabnya adalah pendapatan petani yang tak sebanding dengan ongkos hidupnya. Jika dibandingkan dengan sektor perkebunan saja, misalnya, angkanya jauh lebih rendah.

"Akibatnya banyak orang lari bukan ke produksi pangan, tapi perkebunan, seperti kelapa sawit," katanya saat berdiskusi dalam Forum for Youth Indonesians di Usmar Ismail Hall, Jakarta, Ahad, 22 Oktober 2017.

Pendapatan yang rendah itu membuat anak petani enggan mengikuti jejak orang tuanya. Mereka memilih pergi ke kota hingga terjadi urbanisasi. Emil bahkan menyoroti lulusan Institut Pertanian Bogor, yang banyak memilih bekerja di luar bidang pertanian, salah satunya perbankan.

Siklus tersebut membuat lahan-lahan pertanian kekurangan tenaga pemuda. Di desa, petani didominasi orang tua. Padahal pertanian perlu terus dilestarikan untuk menjaga ketahanan pangan.

Lalu bagaimana membuat anak muda berkontribusi di sektor pertanian? Emil menyatakan kuncinya ada pada teknologi. Kegemaran anak muda memanfaatkan teknologi untuk kehidupan sehari-hari bisa dijadikan peluang untuk dikembangkan.

"Ada contoh generasi milenial yang menggunakan teknologi sensor untuk mendeteksi kondisi tanah pertanian lewat handphone sampai mendeteksi kondisi ikan di empang," ujar Emil. Dengan pemanfaatan teknologi seperti itu, mereka mampu menaikkan produksi pangan dan perikanan.

Emil menuturkan pendekatan seperti itu bisa menarik banyak pemuda ke sektor pertanian. Pasalnya, peluang di sana terbuka lebar. Dia pun berpesan kepada pemuda untuk terus belajar dan menambah kemampuan di bidang teknologi. "Kembangkan teknologi, cari kesempatan, dan gunakan perasaan," ucapnya.

VINDRY FLORENTIN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Vindry Florentin

Lulus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran tahun 2015 dan bergabung dengan Tempo di tahun yang sama. Kini meliput isu seputar ekonomi dan bisnis. Salah satu host siniar Jelasin Dong! di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus