Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

ESDM: Realisasi Investasi EBTKE Tahun 2020 Capai 70 Persen

ESDM mencatat realisasi investasi di subsektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) sepanjang 2020 mencapai 1,36 miliar dolar AS

14 Januari 2021 | 17.40 WIB

Direktorat Jenderal EBTKE, Kementerian ESDM menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Nasional Cofiring Biomassa pada PLTU Seri 4 yang bertajuk Potensi dan Kesiapan Pasokan Bahan Baku, Skema dan Model Bisnis serta Keekonomian Implementasi Cofiring Biomassa pada PLTU melalui aplikasi zoom meeting (05/11).
Perbesar
Direktorat Jenderal EBTKE, Kementerian ESDM menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Nasional Cofiring Biomassa pada PLTU Seri 4 yang bertajuk Potensi dan Kesiapan Pasokan Bahan Baku, Skema dan Model Bisnis serta Keekonomian Implementasi Cofiring Biomassa pada PLTU melalui aplikasi zoom meeting (05/11).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian ESDM mencatat realisasi investasi di subsektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) sepanjang 2020 mencapai 1,36 miliar dolar AS, sekitar 70 persen dari target sebesar 2,02 miliar dolar AS. 

Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam paparan secara virtual, Kamis, menjelaskan total realisasi investasi didominasi separuhnya oleh investasi di bidang panas bumi.

"Target 2020 itu 2,02 miliar dolar AS, kita berhasil di 1,36 miliar dolar AS (pada 2020), itu dari investasi panas bumi separuhnya dan sisanya aneka EBT tapi mainly (umumnya) dari PLTA dan PLTS," katanya, Kamis 14 Januari 2021.

Dadan menjelaskan investasi di bidang panas bumi pada 2020 mencapai 702 juta dolar AS dari target 1,05 miliar dolar AS; aneka EBT mencapai target 540 juta dolar AS; bioenergi mencapai 108 juta dolar AS dari target 420 juta dolar AS; dan investasi di konservasi energi yang mencapai target 8 juta dolar AS.

Untuk 2021, Kementerian ESDM menargetkan investasi sebesar 2,05 miliar dolar AS namun dengan komposisi yang sedikit berbeda. Rinciannya yaitu 730 juta AS investasi panas bumi, 1,2 miliar dolar AS investasi aneka EBT, 68 juta investasi bioenergi dan 10 juta dolar AS investasi konservasi energi.

"PLTP (panas bumi) akan tetap tinggi, dan akan banyak proyek-proyek yang terkait dengan PLTA dan PLTS, dari air dan surya. Masih ada pula proyek pembangkit bioenergi dan sedikit ekspansi atau peningkatan kualitas produksi bahan bakar nabati," ungkap Dadan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo



Sementara itu, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak sektor panas bumi sepanjang 2020 mencapai Rp1,96 triliun, lebih tinggi dari target yang dipatok sebesar Rp1,34 triliun.

Menurut Dadan, realisasi PNBP sektor panas bumi yang tinggi didorong karena adanya pergeseran proyek serta cara penghitungan yang berbeda dari pembangkit panas bumi.

"PNBP panas bumi dihitung dari selisih biaya yang dikeluarkan dan penerimaan PLTP-nya. Soal investasi, ini dikurangkan sehingga kalau investasi tidak jadi, PNBP-nya akan semakin meningkat. Termasuk juga reimburse dari PPN," jelasnya.

Pada 2021, ESDM menargetkan PNBP panas bumi sebesar Rp1,44 triliun. "Kami akan kontrol PNBP tetap maksimal dan bagaimana investasi bisa berjalan dengan baik untuk panas bumi," kata Dadan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini


 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus