Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, SOLO - Para peternak ayam potong di Jawa Tengah mengeluhkan rendahnya harga ayam lepas kandang. Mereka mengaku terus merugi selama lebih dari setahun akibat harga ayam yang tak kunjung terkerek ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kondisi ini sudah berjalan hingga 17 bulan," kata Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Pedaging Jawa Tengah, Parjuni, Senin 20 Januari 2019. Para peternak menganggap pemerintah belum memberi perhatian kepada nasib mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Parjuni, para peternak ayam berencana untuk berangkat ke Jakarta guna mendesak Kementerian Pertanian memberikan perhatian kepada nasib peternak. "Besok Rabu (22 Januari) kami akan melakukan aksi di Jakarta," katanya.
Dia menyebut, saat ini harga ayam lepas kandang pada saat ini hanya Rp13.500 hingga 14.500 per kilogram. Padahal, harga pokok produksi (HPP) yang harus ditanggung oleh para peternak mencapai 17.500 hingga 18.000 tiap kilogramnya. "Harga ayam lepas kandang lebih rendah dibanding ongkos produksi," kata Parjuni.
Para peternak harus menanggung kerugian hingga Rp 4 ribu tiap kilogram. "Kami berharap pemerintah bisa memberikan perlindungan kepada peternak rakyat," katanya.
Pada akhir Desember kemarin, harga ayam lepas kandang sebenarnya sempat merangkak naik seiring Hari Raya Natal dan Tahun Baru. "Bisa naik ke angka Rp 17 ribu tiap kilogramnya," katanya. Namun, harga tersebut ternyata tidak mampu bertahan lama dan kembali turun menjelang Tahun Baru.
Parjuni menyebut ketersediaan stok bibit ayam pedaging yang berlebih menjadi salah satu penyebab merosotnya harga ayam. "Pemerintah pernah berjanji akan ada pengurangan 7 juta bibit ayam pedagung," katanya. Hanya saja pada realisasinya pengurangan hanya dilakukan sebesar 5 juta bibit ayam.
(AHMAD RAFIQ)