Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas turun mendekati level terendah pada Senin, 13 Februari 2023. Menurut dia, para pedagang menunggu lebih banyak isyarat pada ekonomi Amerika Serikat dari data inflasi utama pekan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Sementara harga tembaga mengalami penurunan tajam di tengah meningkatnya ketidakpastian atas pemulihan ekonomi di Cina,” ujar dia lewat keterangan terulis pada Senin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Harga emas mendingin selama dua pekan terakhir karena pasar menilai kembali prospek mereka untuk kebijakan moneter Amerika. Federal Reserve juga baru-baru ini mengisyaratkan berencana untuk terus menaikkan suku bunga bahkan ketika inflasi melemah dalam beberapa bulan terakhir.
Selain itu, pembacaan inflasi indeks harga konsumen (IHK) pada Selasa, 14 Februari 2023, diperkirakan akan menjelaskan lebih lanjut di mana suku bunga berpotensi mencapai puncaknya di negara ini. Sementara inflasi diperkirakan akan turun lebih jauh di Januari dari bulan sebelumnya, tapi masih dalam tren di tingkat yang relatif tinggi.
“Pedagang tampaknya mendukung greenback secara protektif menjelang laporan IHK, setelah revisi kumpulan data sebelumnya menunjukkan harga konsumen naik pada Desember bukannya turun seperti perkiraan sebelumnya,” kata Ibrahim.
Survei University of Michigan, Amerika pada Jumat pekan lalu juga menunjukkan prospek inflasi satu tahun di atas angka akhir Januari. Inflasi yang kuat dapat memaksa pasar untuk memikirkan kembali apakah The Fed benar-benar akan menurunkan suku bunga tahun ini, terutama setelah laporan yang baik di awal bulan.
Kenaikan suku bunga menjadi pertanda buruk bagi emas dan aset non-yielding lainnya. Penguatan dolar, Ibrahim berujar, yang diuntungkan dari suku bunga yang lebih tinggi, juga membuat logam kuning lebih mahal untuk dibeli, membebani permintaan.
“Harga emas batangan juga ditekan oleh kenaikan imbal hasil treasury jangka pendek, karena inversi kurva imbal hasil Amerika mencapai level terdalam sejak 1980-an. Tren itu menandakan potensi resesi di ekonomi terbesar dunia tahun ini,” tutur dia.
Skenario ini, menurut Ibrahim, dapat menguntungkan harga emas tahun 2023 nanti. Terutama jika The Fed menghentikan kenaikan suku bunga karena tekanan ekonomi yang meningkat.
“Emas melihat beberapa permainan safe haven di awal tahun karena dolar melemah dan karena beberapa ekonom memperingatkan resesi yang membayangi,” ucap Ibrahim.
Selain itu, spekulasi yang meningkat bahwa otoritas Cina akan lebih lanjut melonggarkan kebijakan moneter. Tujuannya untuk mencoba dan menghasilkan pertumbuhan karena negara itu keluar dari langkah-langkah kebijakan Covid-19 yang ketat.
Dalam perdagangan pasar Amerika hingga 21.20 WIB harga emas dunia di level di US$ 1.854,50 per troyounce. “Sedangkan untuk perdagangan Selasa, emas dunia akan di perdagangkan melemah di rentang US$ 1.815,30 per troyounce – US$ 1.886,60 per troyounce,” kata Ibrahim.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini