Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo angkat bicara menanggapi anjloknya harga minyak dunia saat ini. "Malam ini, pagi ini dihentakkan dengan perang minyak, yang kemudian harga turun jadi sekitar US$ 60 menjadi US$ 30 per barel," katanya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin, 9 Maret 2020.
Penurunan harga emas hitam itu, menurut Perry, menunjukkan bahwa tren era globalisasi di dunia semakin menurun atau mulai masuknya era deglobalisasi. Apalagi, kata dia, itu terjadi setelah perang perdagangan antara Amerika Serikat dengan negara-negara mitra dagang utamanya, khususnya Cina. "Ini contoh menurunnya globalisasi sedemikian cepat," ujarnya.
Seperti diketahui harga minyak dunia jeblok lebih dari 25 persen pada sesi perdagangan Asia, Senin pagi ini, 9 Maret 2020, seiring dengan aksi jual yang melanda akibat perseteruan antara Arab Saudi dan Rusia.
Data Bloomberg memperlihatkan pada pukul 10:06 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak April 2020 anjlok 26,5 persen atau 10,94 poin menjadi US$ 30,34 per barel. Sepanjang tahun berjalan, harga meluncur 50,31 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Adapun, harga minyak Brent kontrak Mei 2020 merosot tajam 25,47 persen menuju US$ 33,74 per barel. Harga anjlok 48,88 persen sepanjang 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebelumnya pada akhir pekan lalu, harga WTI sudah turun 10,07 persen atau US$ 4,62 menjadi US$ 41,28 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent untuk kontrak Mei 2020 terkoreksi 9,44 persen atau US$ 4,72 ke level US$ 45,27 per barel.
Merosotnya harga minyak dipicu tidak tercapainya kesepakatan pemangkasan produksi antara OPEC dan sekutunya. Di sisi lain, Arab Saudi dan Rusia justru ingin memacu tingkat produksi minyak.
BISNIS