Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia membuka peluang kerja sama investasi di kawasan industri dengan Jepang. Hal tersebut diupayakan dengan kunjungan Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Imam Haryono ke Jepang.
"Mereka sangat antusias dengan pemaparan mengenai kawasan industri di Indonesia. Mereka kaget ada banyak kawasan di luar Pulau Jawa yang bisa dikembangkan," kata Imam di Jakarta, Jumat, 29 September 2017.
Imam, yang baru kembali dari Jepang pada pertengahan September lalu, menyampaikan Indonesia memberikan penjelasan tentang peluang investasi di bidang kawasan industri di Indonesia.
Baca: Duta Besar Jepang: Kerjasama Indonesia-Jepang Meningkat
Pemaparan tersebut dilakukan di dua wilayah, yaitu Osaka dan Tokyo, yang dihadiri oleh lebih dari 50 pelaku industri di masing-masing wilayah.
Adapun para investor itu dari berbagai sektor industri, yakni otomotif, maritim, agro dan petrokimia. "Setelah pemaparan, mereka tetap antusias untuk mengikuti business matching," ucap Imam.
Momen tersebut, lanjut Imam, menjadi sebuah gerbang bagi Indonesia untuk menindaklanjuti kerja sama bisnis dan industri dengan pelaku bisnis dari Jepang.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Persahabatan Indonesia Jepang (PPIJ) Heru Santoso menyebutkan investasi Jepang di Indonesia selama dua tahun terakhir meningkat dua kali lipat. "Dalam enam tahun terakhir, total investasi Jepang mencapai US$ 19,7 miliar," katanya awal Maret lalu.
Nilai investasi Jepang di Indonesia termasuk yang terbesar. Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat, pada 2011 investasi Jepang berada di urutan kedua (US$ 1,5 miliar) 2012 di urutan kedua (US$ 2,5 miliar), 2013 di urutan pertama (US$ 4,7 miliar), 2014 di urutan kedua (US$ 2,7 miliar), 2015 di urutan ketiga (US$ 2,9 miliar), dan 2016 di urutan kedua (US$ 5,4 miliar). Dalam enam tahun mencapai Rp 262,9 triliun.
Jumlah perusahaan Jepang di Indonesia saat ini juga sudah mencapai lebih dari 1.750 perusahaan, dengan kegiatan utamanya di bidang infrastruktur, jasa dan manufaktur. "Investasi Jepang di Indonesia telah memberikan nilai tambah lebih tidak sekadar meningkatkan foreign direct investment dan penyerapan tenaga kerja," ucap Heru.
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini