Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney menargetkan dampak ekonomi dari gelaran MotoGP 2023 mencapai Rp 4,28 triliun atau naik 20 persen dari tahun sebelumnya. Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai target Rp 4,28 triliun tidak masuk akal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini nggak realistis kalau ada kenaikan sampai 20 persen," ujar Bhima pada Tempo, Jumat, 14 Juli 2022. "Karena melihat bahwa beberapa event sport ternyata juga tidak menarik banyak minat, tidak semua, apalagi event sport yang sifatnya segmented."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia melanjutkan, faktor ketertarikan sponsor untuk membiayai penyelenggaraan event olahraga juga perlu menjadi pertimbangan. Bhima menilai meski ada kenaikan pendapatan, penyelenggaran event membutuhkan biaya operasional, investasi maupun perawatan.
"Toh, juga kalau dilihat bagaimana Mandalika menanggung biaya utang yang sangat besar, pengembalian investasinya pun jangka panjang, dan beberapa event kan ternyata justru rugi," beber Bhima.
Bhima menyarankan besaran target perlu realistis tanpa perlu dengan angka bombastis. Injourney, kata dia, harus menyampaikan strategi mencapai pendapatan yang tak kecil.
Menurut Bhima, hal yang perlu dipertimbangkan lainnya adalah event-event sport ingin mengundang wisatawan mancanegara (wisman). Padahal, kata dia, sekarang beberapa negara asal wisman ini dalam kondisi ekonomi yang kurang begitu baik.
Wisatawan domestik belum tentu menyumbang kenaikan pemasukan
"Misalnya, konflik Rusia-Ukraina berkepanjangan, ada pelemahan daya beli dari Cina, krisis yang ada di Eropa, Amerika Serikat juga sedang mengalami perlambatan ekonomi, inflasinya juga tinggi," jelas Direktur Eksekutif Celios itu.
Sementara itu, dia menilai wisatawan domestik belum tentu menyumbang kenaikan signifikan pada ajang tersebut. Sebab, beberapa event sport segmentasinya lebih ke menengah atas.
"Sementara data terakhir, banyak konsumen menengah atas yang cenderung menahan, terutama untuk biaya belanja rekreasi," tutur dia.
Sebelumnya diberitakan, Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria, menargetkan dampak ekonomi atas penyelenggaraan MotoGP 2023 sebesar Rp 4,28 triliun. Pada tahun sebelumnya, ajang tersebut disebut telah memberikan dampak ekonomi hingga Rp 3,57 triliun.
"Jadi ekspektasi kami, dampak ekonomi ini akan meningkat 20 persen daripada penyelenggaraan yang pertama," ujar Dony saat ditemui di kantor Kementerian BUMN pada Kamis, 13 Juli 2023.
Dia pun mengaku optimistis target itu bakal tercapai. Sebab, InJouney bersama co-promotor yaitu Dyandra Promosindo akan menggelar lebih banyak side event.
InJourney juga berencana membawa lebih banyak produk lokal. Terlebih sebagai BUMN, lanjut dia, InJourney tidak bisa semata-mata mencari keuntungan tanpa memikirkan dampak ekonomi terhadap masyarakat NTB dan Lombok.
AMELIA RAHIMA SARI | RIANI SANUSI PUTRI