Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kecelakaan pesawat sering terjadi di Indonesia mulai dari kecelakaan ringan hingga terparah. Pada 20 Maret 2021 lalu, kecelakaan pesawat kembali terjadi. Pesawat tersebut merupakan pesawat kargo atau pengangkut barang miliki maskapai Trigana Air.
Pesawat tersebut tergelincir di Bandara Halim Perdanakusuma sebelum melakukan penerbangan ke Makassar. Dikarenakan pesawat tidak ada penumpang, sehingga insiden tersebut tak memakan korban jiwa.
Akibat dari tergelincirnya pesawat tersebut Bandara Halim ditutup untuk sementara waktu dan berbagai penerbangan dialihkan. Saat melakukan penerbangan pesawat ini membawa 2 pilot, 1 teknisi, dan 1 FOO atau Flight Operation Officer.
Tidak hanya pesawat dengan jenis Boeing 727-400F itu saja yang mengalami kecelakaan, dalam kurun waktu triwulan kebelakang, kecelakaan sudah terjadi beberapa kali di Indonesia. Kecelakaan pesawat terparah pada triwulan awal di 2021 adalah pesawat Sriwajaya Air rute Jakarta-Pontianak dengan kode penerbangan SJ 182.
Berdasarkan Preliminary Report Komite Nasional Keselamatan Nasional atau KNKT, jumlah korban dalam kecelakaan ini sebanyak 62 orang, dengan rincian 56 penumpang dan 6 flight crew. Pesawat ini kehilangan kontak di Kepulauan Seribu.
Baca: Sudah Ada 104 Kecelakaan Pesawat Sejak Indonesia Merdeka Mengapa Sering Terjadi
Pesawat ini meninggalkan bandara Soekarno Hatta pada 9 Januari 2021 pukul 14.36 WIB, setelah beberapa menit pilot meminta izin ke ATC atau Air Traffic Controller untuk terbang dalam ketinggian 29 kaki, tak sampai hutungan detik ATC tidak dapat mendeteksinya di radar.
Setelah Sriwijaya Air, kecelakaan ringan juga dialami pesawat Batik Air ID 6803 regitrasi PK-LUT tujuan Jakarta-Jambi. Pesawat ini membawa 117 penumpang dan melakukan pendaratan darurat di Bandara Sultan Thaha, Jambi.
Kecelakaan pesawat ini tidak menimbulkan korban jiwa sebab, setelah kejadian penumpang segera dievakuasi. Setelah kejadian tersebut Tim KNKT segera mendatangi bandara untuk melakukan pengecekan terhadap trouble yang terjadi pada pesawat tersebut. Menurut Indra Gunawan, Executive General Manager Bandara Sultan Thaha, langkah KNKT tersebut bertujuan agar tidak terjadi lagi kecelakaan dalam dunia penerbanagn Indonesia.
GERIN RIO PRANATA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini