Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah ramai pemberitaan soal sejumlah startup melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK belakangan ini, Zilingo tercancam akan dilikuidasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kabarnya, Dewan komisaris platform e-commerce fesyen business-to-business (B2B) tersebut akan menggelar pertemuan pada hari ini, Senin, 20 Juni 2022. Adapun salah satu agenda pertemuan itu adalah membahas rencana likuidasi perusahaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Para anggota dewan komisaris termasuk investor utama, Sequoia Capital, telah melakukan pembicaraan dengan beberapa buy out fund milik private equity yang berbasis di Amerika Serikat dan Singapura untuk kemungkinan likuidasi perusahaan," kata seorang sumber, dikutip dari Inc42, Ahad, 19 Juni 2022.
Adapun dana pembelian adalah jenis dana ekuitas swasta dan biasanya hanya terbuka untuk investor kaya. Dana investasi berbentuk buy out fund itu biasanya mencari perusahaan yang sedang dalam kesulitan untuk diakuisisi dan kemudian dikelola serta dijual dengan harga lebih tinggi.
Pertemuan tersebut dilakukan seiring meningkatnya tekanan dari kreditur Zilingo untuk pengembalian utang senilai US$ 40 juta dari beberapa perusahaan modal ventura termasuk Varde Partners dan Indies Capital pada Juli 2021.
Varde Partners, kata sumber tersebut, telah menetapkan niatnya untuk melikuidasi aset perusahaan dan mengatur likuidasi. "Ada juga keretakan antara Varde Partners dan Sequoia pada operasi bisnis dan prospek perusahaan."
Seorang juru bicara Zilingo mengatakan kepada Inc42 bahwa pihaknya telah menunjuk seorang penasihat keuangan independen untuk menilai opsi terkait bisnis perusahaan. Ia menyebutkan bakal membeberkan informasi lebih lanjut bila sudah waktunya.
Sementara itu, mantan CEO Zilingo Ankiti Bose yang memegang 8,5 persen saham di perusahaan tersebut menolak berkomentar mengenai perkembangan terakhir. Namun berdasarkan salinan laporan keuangan yang tidak diaudit, Zilingo telah sepenuhnya menutup operasi B2C-nya.
Sektor tersebut tercatat hanya menyumbang 0,5 persen terhadap pendapatan bersih di paruh pertama tahun 2021. Sedangkan dalam proyeksi paruh pertama tahun 2022 ini, sektor itu tidak diperhitungkan.
Sepanjang tiga tahun terakhir yakni 2019-2021, perusahaan mencatatkan kerugian kumulatif lebih dari US$ 430 juta, sedangkan total laba bersih selama tahun-tahun ini hanya US$ 285 juta. Namun demikian, Zilogo mengklaim margin kontribusi positif di paruh pertama tahun ini sebesar US$ 4,1 juta.
Zilingo sebelumnya melaju menuju status unicorn dan dalam pembicaraan untuk menutup putaran pendanaan US$ 100 juta – 150 juta awal tahun ini, Namun belakangan, pendapatan dan valuasinya turun dengan cepat.
Pandemi Covid-19 telah memukul pendapatan perusahaan dengan cukup keras, dan valuasinya jeblok hampir 80 persen menjadi hanya US$ 200 juta.
Hal tersebut berimbas pada Sequoia yang berinvestasi di perusahaan dengan penilaian U$ 970 juta pada 2019 selama putaran US$ 227 juta. Adapun Sequoia sendiri menginvestasikan US$ 150 juta. Sequoia memegang 26,2 persen saham di pasar mode B2B.
Seorang sumber lain menyebutkan bisnis Zilingo belum berjalan dengan baik dan ditambah utang yang menumpuk telah menambah kekhawatirannya dengan tekanan dari kreditur. "Keretakan antara Bose dan Sequoia's Singh memperburuk keadaan," kata sumber lainnya.
BISNIS
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.