Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Ekonomi

Berita Tempo Plus

Target Tinggi di Tahun Politik

Asumsi ekonomi makro Indonesia pada RAPBN tahun depan dinilai terlalu optimistis. Berpotensi tak tercapai.

17 Agustus 2023 | 00.00 WIB

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kiri), Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, saat konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2024 di Jakarta, 16 Agustus 2023. Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kiri), Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, saat konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2024 di Jakarta, 16 Agustus 2023. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2024 dinilai terlalu optimistis di tengah berbagai tantangan yang terjadi dari dalam dan luar negeri.

  • Beberapa asumsi makro yang cukup menantang untuk dicapai misalnya pertumbuhan ekonomi yang dibidik 5,2 persen pada tahun depan.

  • Tantangan yang akan dihadapi pada 2024 adalah potensi peningkatan inflasi pangan di tengah fenomena El Nino.

JAKARTA — Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024 dinilai terlalu optimistis di tengah berbagai tantangan yang terjadi dari dalam dan luar negeri. Musababnya, rancangan tersebut dibuat dengan landasan beberapa asumsi ekonomi makro yang sulit tercapai di tahun depan. 

"Saya khawatir akan ada APBN perubahan di tengah jalan begitu ada target ekonomi makro yang tak tercapai. Mumpung masih RAPBN, mohon target lebih realistis," ujar Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, kepada Tempo, kemarin, 16 Agustus 2023.

Beberapa asumsi makro yang cukup menantang untuk dicapai misalnya pertumbuhan ekonomi yang dibidik 5,2 persen pada tahun depan. Ada beberapa alasan yang menurut Bhima membuat target itu tak mudah. Antara lain faktor eksternal rendahnya ekspektasi pertumbuhan ekonomi Cina yang merupakan mitra dagang dan investasi besar bagi Indonesia.

"Apakah mungkin dengan keterkaitan dagang yang begitu besar dengan Cina, kita bisa tetap positif?" ujar Bhima. Ganjalan pertumbuhan lainnya berasal dari sentimen tahun politik pada tahun depan, yang biasanya membuat pemodal menahan investasi dan masyarakat menengah atas menahan belanja.

Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tak sampai 5 persen pada 2024 atau 4,9 persen. Melandainya harga komoditas andalan ekspor disebut sebagai tantangan bagi pertumbuhan ekonomi di Tanah Air. Adapun Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan 5 persen.

Target ekonomi makro lainnya yang menjadi sorotan adalah asumsi inflasi 2,8 persen. Angka tersebut dinilai menjadi berat karena Indonesia akan berhadapan dengan dampak anomali iklim El Nino yang bakal mempengaruhi harga pangan pada awal 2024. Di sisi lain, kebijakan pemerintah menaikkan gaji pegawai negeri sipil, TNI, Polri, dan pensiunan bisa mendorong inflasi dari sisi permintaan.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus