Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Menilik Stasiun Padalarang Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang Pembangunannya Tertinggal

Progres pembangunan stasiun kereta cepat antara lain Halim sudah 97,02 persen; Karawang 98,08 persen dan Padalarang 66,01 persen

8 Agustus 2023 | 13.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan Stasiun Padalarang—salah satu dari empat stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB)—tertinggal dibandingkan dengan tiga stasiun lainnya. Dokumen yang dibaca Tempo mengungkap progres masing-masing pembangunan stasiun tersebut yakni Halim sudah 97,02 persen; Karawang 98,08 persen; Padalarang 66,01 persen; dan Tegalluar 99,78 persen; serta Depo Tegalluar 99,25 persen. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan pantauan Tempo, rangka besi terlihat menutupi hampir semua muka bangunan di Stasiun Padalarang. Bagian atap stasiun yang bergelombang sudah mulai terlihat bentuknya. Penutup atap juga sudah dipasang sebagian. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejumlah pekerja proyek mengaku pekerjaannya saat ini sedang dikebut. Jumlah pekerja juga ditambah untuk mempercepat pembangunan. Bahkan jam kerja pun tak putus hingga tengah malam setiap harinya. Meski ada kebijakan tersebut, beberapa pekerja mengaku tidak yakin pekerjaan rampung pertengahan Agustus. 

“Katanya diperpanjang waktunya tiga bulan lagi,” kata salah seorang pekerja pada Tempo, Senin, 7 Agustus 2023. 

Sebelumnya, pada Juni 2023 lalu, Tempo menyaksikan bangunan stasiun masih berupa susunan kolom baja menjulang, yang saling berhubungan membentuk bangunan. Rangka bangunan bisa terlihat karena belum dipasangi dinding. 

Kini, bangunan stasiun sudah terlihat bentuknya. Dinding bangunan sudah dipasangi. Tiga tangga yang menjadi akses menuju area Stasiun Padalarang yang sebelumnya belum ada, kini sudah dibangun.

General Manager Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Eva Chairunisa mengatakan Stasiun Padalarang masih tahap konstruksi. “Sudah lebih dari 70 persen, akan saya infokan,” ujar Eva saat dihubungi pada Senin malam.

Sementara di Stasiun Halim, aksesnya sudah hampir selesai. KCIC menargetkan pertengahan Agustus 2023 rampung khususnya akses yang di Jalan DI Pandjaitan. Akses lainnya ada exit tol 1+850. Bahkan. kata Eva, integrasi fisik untuk penumpang LRT Jabodebek yang ingin menaiki kereta cepat juga sudah siap melalui skybridge.

Untuk Stasiun Karawang, akses di dalam kawasan sudah 80 persen. Sedangkan menuju ke luar kawasan masih dalam proses pembangunan. “Akan kami informasikan (progresnya),” kata Eva. 

Lalu di Stasiun Tegalluar, Jembatan Cibiru sudah hampir selesai dan akan dioperasikan pertengahan Agustus. Jika akses dari Gelora Bandung Lautan Api, Summarecon, Gedebage selesai, maka bisa masuk semua. 

“Kami juga akan kerja sama dengan hotel di sekitar Jawa Barat, mereka bersedia menyediakan shuttle hotel untuk meningkatkan pariwisata,” tutur Eva.

Selanjutnya: Uji coba diundur 1 September 2023


Uji coba penumpang diundur 1 September

Eva juga memastikan uji coba pra-operasi KCJB yang mengangkut penumpang kembali diundur. Semula uji coba sekaligus soft launching itu akan digelar pada 18 Agustus, kini diundur jadi 1 September 2023.

“Sesuai dengan koordinasi yang dilakukan dengan pemerintah memang tanggal geser. Mudah-mudahan 1 September bisa dilakukan,” ujar Eva.

Alasannya, kata dia, karena KCIC ingin ketika uji coba semua sudah berjalan lancar, dan masyarakat bisa nyaman menikmati naik kereta cepat. Uji coba pra-operasi ini direncanakan membawa penumpang dari Stasiun Halim. Sedangkan di Stasiun Padalarang sedang diupayakan percepatan proses konstruksi tapi tetap mengutamakan standar operasional prosedur yang ada. 

Selain itu, Eva juga mengungkap pesan dari Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang menyatakan daripada terburu-buru lebih baik menyempurnakan semua. Jadi, dia berujar, bukan berarti lambat. “Tidak, tapi ketika nanti dilalui penumpang itu sudah nyaman. Tidak ada hal-hal yang jadi keluhan,” ucap dia.

Guru besar transportasi dari Universitas Indonesia Sutanto Soehodho mengingatkan beberapa hal menjelang soft launching kereta cepat atau uji coba penumpang. Dia mengatakan untuk soft launching perlu ditekankan penerapan kecepatan yang tidak full speed, kecuali jika izin uji keseluruhan sistem sudah disertifikasi. 

“Isu keselamatan harus dikedepankan bukan hanya sekedar show case,” ujar dia saat dihubungi, kemarin.

Dia juga menuturkan jika soft launching memberikan kesempatan penumpang naik atau turun di setiap stasiun, tentu kesiapan infrastruktur dan fasilitas harus dipastikan berfungsi sesuai desain. Termasuk bagaimana sirkulasi penumpang naik atau turun berjalan aman dan nyaman. 

Selain itu, dia juga mengingatkan soal jangan sampai ada insiden kelebihan penumpang, sistem pamadam kebakaran, dan pintu-pintu evakuasi juga harus dipastikan berfungsi normal. “Lebih jauh angkutan lanjutan penumpang walau masih dalam persiapan atau uji coba juga penting untuk dapat dioperasikan dengan baik,” ucap Sutanto.

MOH KHORY ALFARIZI | AHMAD FIKRI | CAESAR AKBAR

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus