Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Menteri ESDM Usulkan Tambah Kuota Pertalite 5,45 juta Kiloliter

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengusulkan kuota Pertalite bertambah 5,45 juta kiloliter, menjadi 28,5 juta kiloliter.

14 April 2022 | 11.31 WIB

Petugas mengisi bahan bakar sebuah angkutan kota (angkot) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa, 15 September 2020. PT Pertamina (Persero) menurunkan harga BBM jenis Pertalite dari Rp 7.650 menjadi Rp 6.450 per liter atau setara dengan harga premium, yang hanya berlaku di 38 SPBU di Kota Tangerang Selatan, promisi ini ini dilaksanakan dalam rangka program langit biru hingga enam bulan kedepan. ANTARA/Muhammad Iqbal
Perbesar
Petugas mengisi bahan bakar sebuah angkutan kota (angkot) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa, 15 September 2020. PT Pertamina (Persero) menurunkan harga BBM jenis Pertalite dari Rp 7.650 menjadi Rp 6.450 per liter atau setara dengan harga premium, yang hanya berlaku di 38 SPBU di Kota Tangerang Selatan, promisi ini ini dilaksanakan dalam rangka program langit biru hingga enam bulan kedepan. ANTARA/Muhammad Iqbal

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengusulkan perubahan kuota jenis BBM tertentu (JBT) dan jenis BBM khusus penugasan (JBKP) dalam APBN 2022. Diantaranya Pertalite.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Pertama, Pertalite menambah kuota sebesar 5,45 juta kiloliter sehingga dari semula 23,05 juta kiloliter menjadi 28,5 juta kiloliter," kata Arifin Tasrif dalam rapat dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat yang disiarkan virtual 14 April 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kemudian kedua, solar menambah kuota sebesar 2,29 juta kiloliter (KL) sehingga dari semula 15,1 juta KL menjadi 17,39 juta KL. Ketiga, minyak tanah menambah kuota sebesar 0,1 juta KL sehingga dari semula sebesar 0,48 juta KL menjadi 0,58 juta KL.

"Adapun untuk kuota LPG tabung 3 kg tetap yaitu 8 juta metrik ton," ujarnya.

Dia mengatakan terjadinya pemulihan ekonomi yang lebih cepat pasca pandemi telah memicu peningkatan konsumsi BBM. Serta, kata dia, adanya disparitas harga BBM, menyebabkan peralihan penggunaan BBM di masyarakat.

Hal itu, menurut Arifin, berdampak terhadap kuota jenis BBM tertentu, antara lain minyak tanah dan minyak solar dan jenis BBM khusus penugasan pertalite.

Kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM Pertamax, juga menyebabkan terjadi penurunan konsumsi Pertamax."Dan di lain sisi terjadi kenaikan konsumsi Pertalite," kata dia.

Menurutnya, hal itu harus dilakukan langkah antisipasi."Karena juga kita sudah menyiapkan menyiapkan stok yang cukup sebetulnya untuk Pertalite dengan asumsi yang kita perkirakan tidak ada shifting dari Pertamax ke Pertalite," ujarnya.

Arifin juga menuturkan adanya situasi global politik telah menyebabkan harga minyak global mengalami kenaikan gimana rata-rata realisasi ICP sampai dengan Maret Tahun 2022 mencapai US$ 98,4 per barel. Angka ICP itu, kata dia, jauh di atas asumsi APBN yang hanya mengasumsi sebesar US$ 63 per barel.

Adapun rata-rata ICP Aramco untuk untuk LPG telah mencapai US$ 839,6 per metrik ton, di mana asumsi awal di 2022 hanya sebesar US$ 569 per metrik ton.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus