Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Nusa Dua - Meta hari ini meluncurkan Meta Immersive Learning Academy (MILA) atau Akademi Pembelajaran Virtual di Indonesia. Akademi tersebut merupakan sebuah program edukasi yang akan memfasilitasi para pembuat konten di bidang augmented reality (AR) dan virtual reality (VR).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Program ini terbuka bagi level pemula maupun profesional untuk mengembangkan kemampuan dan kapabilitas mereka," tutur Manager Kebijakan Publik untuk Meta di Indonesia, Noudhy Valdryno di Bali Convention Center, Nusa Dua, Bali pada Sabtu, 3 September 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Program itu dapat diikuti siapapun, termasuk bagi pemula yang berasal dari latar belakang pekerjaan maupun akademis non-IT. Adapun materi pembelajaran nantinya mencakup berbagai tingkatan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing kreator.
Akademi Pembelajaran Virtual juga akan memberikan kesempatan bagi para pembuat konten AR dari berbagai tingkatan kemampuan untuk mempelajari berbagai kursus online dan program pelatihan, serta bisa memulai dan meluncurkan pengalaman interaksi AR menggunakan platform Spark AR yang dimiliki oleh Meta.
Melalui program Akademi Pembelajaran Virtual, Meta akan mulai menggulirkan kurikulum Spark AR dan memberikan pelatihan secara daring hingga 12 jam. Pembelajaran dilakukan melalui platform pembelajaran Blueprint Meta.
Ia menjelaskan kurikulum pada Akademi Pembelajaran Virtual itu mencakup pelatihan secara online dan tatap muka. Program dirancang khusus untuk mendukung para kreator pemula meningkatkan kemampuan AR dan VR hingga mencapai tahap profesional.
Kurikulum dalam Akademi Pembelajaran Virtual itu akan menampilkan para kreator AR lokai, yang telah bekerja bersama Meta untuk menyesuaikan seluruh bahan pengajarannya sesuai dengan komunitas di Indonesia.
Akademi itu dijalankan melalui kerjasama dengan Hacktiv8. Peluncuran Akademi Pembelajaran Virtual ini merupakan bagian dari rangkaian Digital Innovation Network (DIN), yang juga menjadi bagian dari Digital Economic Working Group (DEWG) pada acara G20 di Nusa Dua, Bali.
Menurut Noudhy, di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, pertumbuhan kreator AR sangat pesat. "Lima dari sepuluh negara teratas yang mana banyak terdapat kreator Spark AR berada di Asia Pasifik," ucapnya. Selain itu, 35 persen kreator Spark AR yang aktif setiap bulannya secara global berada di Asia Pasifik.
Tujuan program ini salah satunya adalah mendukung komunitas AR dan VR. Selain itu, kata dia, program tersebut memungkinkan para kreator memiliki kemampuan yang diperlukan dalam menciptakan dan menghasilkan pengalaman interaksi AR.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.