Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan aksesbilitas transportasi umum menjadi keberhasilan dalam menjaring penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung. Oleh sebab itu, Pemerintah Kabupaten Karawang dan Bandung serta Pemerintah Kota Bandung harus menyiapkan fasilitas angkutan umum dari kawasan perumahan dan permukiman melewati stasiun kereta tersebut.
“Kota Bandung sudah dibantu Kemenhub mengoperasikan 5 koridor Bus Trans Metro Pasundan dengan skema pembelian layanan (buy the service). Mulai tahun 2023 akan dibangun jaringan Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Bandung bantuan Kemenhub dan Bank Dunia,” ujar Djoko melalui keterangan tertulis, dikutip Kamis, 1 Desember 2022.
Baca: PMN Tambahan untuk Kereta Cepat Rp 3,2 T Diketok, Wamen BUMN: Insya Allah Schedule Juni Dicapai
Dari hasil perhitungan Polar UI (2021), kata Djoko, diasumsikan 11 persen yang beralih ke kereta cepat dengan estimasi penumpang kereta cepat mencapai 29.140 penumpang per hari. Kemudian untuk tahun 2023, angka itu diperkirakan naik menjadi 31.215 penumpang.
Sementara itu, asumsi dari pihak Cina lebih besar, yakni naik 25 persen. "Asumsi itu berdasarkan pengalaman pada operasi kereta cepat Beijing-Tianjin yang memiliki profil proyek dan tipikal ekonomi wilayah yang mirip," ucap Djoko.
Lebih lanjut, ia mengatakan jumlah penumpang masih berpotensi meningkat dengan pembagian tiket dalam tiga kategori. Rangkaian kereta cepat Jakarta Bandung yang kelas ekonomi cukup nyaman.
"Semoga dengan adanya manejemen tiket yang membagi kelas eksekutif, bisnis, dan ekomomi dapat meningkatkan jumlah penumpang. Selain itu, pilihan tarif yang akan dikenakan disesuaikan dengan kondisi waktu operasi di hari biasa, akhir pekan atau liburan,” kata Djoko.
Selanjutnya: Erick Thohir sebelumnya menyatakan ...
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya menyatakan pihaknya siap mengoptimalkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sebagai kereta cepat pertama di Indonesia. Proyek KCJB, menurut dia, adalah salah satu proyek strategis nasional yang diproyeksikan akan memberikan dampak positif tidak hanya di sektor transportasi tetapi juga perekonomian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kereta cepat itu, kata Erick, menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki layanan kereta api cepat pertama di Asia Tenggara. KCJB menjadi alternatif moda transportasi massal bagi masyarakat yang ingin bepergian dengan cepat, nyaman, dan aman.
"Kami akan terus optimalkan kereta cepat pertama di tanah air ini. Nanti jika sudah terhubung antar moda LRT di Jakarta, lalu kereta cepat, dan kereta lokal di Bandung, maka kita memiliki paket integrasi antar moda terbaik di tanah air," kata Erick dalam keterangan resmi, Rabu 16 November 2022.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, menurut dia, juga bisa memberikan dampak sosial ekonomi dan lingkungan, antara lain berupa penciptaan lapangan pekerjaan, baik saat pembangunan proyek dan setelah pengoperasian, mengurangi kemacetan, mengurangi emisi dan penggunaan BBM.
Kemudian penghematan waktu perjalanan; potensi pengembangan kawasan baru/pertumbuhan ekonomi di sekitar stasiun, peningkatan konektivitas dan kemudahan pengguna, peluang usaha, khususnya UMKM yang dapat menimbulkan multiplier effect, serta pertumbuhan ekonomi masyarakat.
RIRI RAHAYU | ANTARA
Baca juga: Sebut Harga Tiket Kereta Cepat Terlampau Murah, Ekonom: Jadi Beban Berkepanjangan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.