Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Pembangkit Listrik EBT Masih Sedikit, Menteri ESDM: Batu Bara Dominan, 67 Persen

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut bauran energi baru terbarukan (EBT) dalam pembangkit listrik baru mencapai 14,11 persen pada 2022.

30 Januari 2023 | 19.14 WIB

Menteri ESDM Arifin Tasrif saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 19 Januari 2021. Rapat tersebut membahas strategis program kerja Kementerian ESDM tahun 2021 serta evaluasi kinerja Kementerian ESDM Tahun 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 19 Januari 2021. Rapat tersebut membahas strategis program kerja Kementerian ESDM tahun 2021 serta evaluasi kinerja Kementerian ESDM Tahun 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut bauran energi baru terbarukan (EBT) dalam pembangkit listrik di Indonesia baru mencapai 14,11 persen pada 2022. Angka tersebut menunjukkan kenaikan tipis dari tahun sebelumnya yang mencapai 13,65 persen.

“Bauran EBT itu masih sangat kecil ya. Kebanyakan masih didominasi batu bara sebesar 67 persen,” kata Arifin dalam konferensi pers Capaian Sektor ESDM Tahun 2022 dan Program Kerja 2023 di Kantor Kementerian ESDM, Senin, 30 Januari 2023.

Baca: Tak Capai Target Investasi Tahun 2022, Kementerian ESDM: Sektor Migas Stagnan

Arifin menjelaskan, kapasitas terpasang pembangkit listrik pada 2022 mencapai 81,2 GW. PLTU, kata dia, masih mendominasi dengan preentase sekitar 55 persen dari total pembangkit listrik yang ada, yakni dengan kapasitas 42,1 GW. Kemudian, pembangkit listrik tenaga gas/gas uap/mesin gas tercatat sebesar 21,61. Sedangkan pembangkit listrik EBT hanya tercatat sebesar 12,5 GW.

“Ke depan, pemerintah akan berupaya mencapai pertumbuhan kapasitas listrik terpasang sebesar 85,1 GW pada tahun ini,” ujar Arifin. 

Lebih lanjut, soal penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sektor energi, Arifin mengatakan pengurangan emisi ini dilakukan dengan meningkatkan target menjadi 31,89 persen dengan kemampuan sendiri dan 43,20 persen dengan bantuan internasional. 

Adapun pada tahun 2022, capaian penurunan emisi CO2 sebesar 91,5 juta ton. Menurutnya, capaian itu diraih berkat aksi mitigasi implementasi EBT, efisiensi energi, penggunaan teknologi pembangkit bersih, hingga penerapan bahan bakar rendah karbon.

Baca: Subsidi Energi 2023 Rp 209,9 T, ESDM: Rp 139,4 T untuk BBM dan LPG, Rp 70,5 untuk Listrik

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus