Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) tengah memastikan pendistribusian bantuan sosial atau bansos beras dilakukan secara merata hingga daerah terluar Indonesia. Penyaluran bansos beras untuk 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di 38 provinsi yang dilakukan Perum Bulog saat ini telah memasuki penyaluran tahap kedua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Pendistribusian bantuan dilakukan secara merata, termasuk ke wilayah-wilayah yang dekat dengan perbatasan terluar Indonesia," tutur Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya pada Rabu, 17 Mei 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Arief mengatakan penyaluran tahap pertama di sejumlah provinsi yang terletak di dekat perbatasan terluar Indonesia sudah rampung 100 persen. Wilayah tersebut di antaranya Aceh, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), Maluku, Papua Barat, Papua Barat Daya, dan Papua Selatan.
Artinya, kata Arief, semua KPM yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota di provinsi tersebut telah menerima bantuan beras 10 kilogram tahap pertama. Sementara provinsi lainnya yang berada di wilayah Indonesia Timur segera menyusul.
Berdasarkan catatannya, bansos untuk wilayah Maluku Utara pada penyaluran tahap pertama ini telah terealisasi 95 persen. Disusul Papua Pegunungan yang telah terealisasi 79 persen. Sedangkan Papua Tengah telah terealisasi 76 persen, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) telah terealisasi 42 persen.
Selanjutnya: Arief menyatakan pendistribusian bantuan pangan beras....
Arief menyatakan pendistribusian bantuan pangan beras dilakukan secara merata sesuai dengan kuota KPM berdasarkan data by name by address dari Kementerian Sosial. "Kami tidak beda-bedakan, semua provinsi adalah prioritas, kalau pun ada yang lebih cepat atau ada yang masih proses itu dipengaruhi oleh kondisi stok beras di Kanwil Bulog masing-masing wilayah,” ujarnya.
Khusus untuk wilayah terluar, Arief mengakui kondisinya geografisnya memang lebih menantang. Namun, ia menekankan hal tersebut sudah dimitigasi sebelumnya oleh Bapanas, Bulog, dan operator logistik PT Post Indonesia (Persero) dan dua mitra lainnya.
Ia mengaku telah mendorong percepatan distribusi bansos beras ini di seluruh wilayah. Bapanas juga menyatakan akan terus memantau pendistribusian, terutama di wilayah terluar Indonesia. Sebab, menurutnya, program ini sangat strategis untuk menjaga daya beli masyarakat dan pengendalian inflasi.
Sementara itu, Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas Rahmi Widiriani mengatakan penyaluran bantuan beras di desa yang terletak di Pulau Seraya Besar NTT berjalan lancar. Ia mengaku sudah mengecek langsung 780 kilogram cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog disalurkan kepada 78 KPM.
Untuk kelancaran penyaluran bantuan di daerah yang sulit di jangkau, Rachmi menekankan pentingnya peran kepala desa dan perangkat desa dalam proses penyaluran beras. Suplai dari pendataan dan penginformasian kepada KPM, hingga mendukung proses penyerahan bantuan sampai ke tangan KPM.
Selanjutnya: Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog....
Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Epi Sulandari pun meminta masyarakat tidak khawatir, karena Bulog dan PT Pos Indonesia memastikan beras yang diantarkan berkualitas baik, meskipun ke daerah dengan akses cukup sulit seperti Pulau Seraya.
"Apabila ada beras yang rusak atau kurang baik kualitasnya akibat kehujanan atau kena air laut, silahkan bapak ibu laporkan kepada Bulog dan PT Pos melalui kepala desa," ujar Epi.
Sebagai informasi, penyaluran tahap pertama bantuan pangan beras sampai dengan 15 Mei ini telah terealisasi 96 persen atau sebanyak 205 ribu ton beras, jumlah tersebut setara penyaluran untuk 20,5 juta KPM. Adapun untuk mendorong efektivitas pendistribusian, penyaluran tahap kedua sudah mulai berjalan. Penyaluran tahap kedua saat ini telah terealisasi mencapai 19 persen.
Untuk kondisi harga beras di NTT, berdasarkan Panel Harga Pangan NFA per 16 Mei 2023, harga di tingkat konsumen untuk beras premium Rp 14.110 per kilogram dan beras medium Rp 12.230 per kilogram.
Berdasarkan kondisi tersebut, harga beras premium di NTT masih berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) di zona 2, yaitu Rp 14.400 per kilogram. Sementara itu, untuk beras medium harganya masih terpaut 6,3 persen di atas HET zona 2 yaitu Rp 11.500 per kilogram
Pilihan Editor: Dukung Ekosistem Kendaraan Listrik, Pertamina Siapkan 23 Stasiun Penukaran Baterai di SPBU
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini