Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Pengetatan Kegiatan di Jawa-Bali, Saham-saham Emiten Diprediksi Rontok

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi saham-saham emiten akan rontok setelah pemerintah mengumumkan PSBB Jawa Bali.

7 Januari 2021 | 10.11 WIB

Ilustrasi saham atau IHSG. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Ilustrasi saham atau IHSG. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi saham-saham emiten akan rontok setelah pemerintah mengumumkan PSBB Jawa Bali. Menurut Ibrahim, sebagian besar emiten, tak terkecuali bidang farmasi dan teknologi yang kinerjanya moncer selama pandemi, akan mengalami koreksi cukup tajam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Semua saham baik farmasi, komoditas, telekomunikasi berguguran,” ujar Ibrahim saat dihubungi Tempo, Kamis, 7 Januari 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Amblasnya saham emiten diikuti dengan memburuknya pergerakan indeks harga saham gabungan atau IHSG yang akan kembali ke level 5.000—setelah sebelumnya berhasil mentas ke posisi 6.000. IHSG kembali turun karena konsumsi masyarakat melemah di tengah krisis kesehatan dan ekonomi akibat wabah Covid-19.

Menurut Ibrahim, kondisi ini tidak semata-mata dipengaruhi oleh faktor pengetatan kegiatan masyarakat dari dalam negeri. Namun, hal itu juga memperoleh dorongan dari faktor eksternal. Indonesia, kata Ibrahim, telah mengikuti sikap negara-negara global yang melakukan pembatasan aktivitas secara ketat.

Sejak virus corona terus menyebar, beberapa negara di Eropa bahkan kembali melakukan lockdown. Kebijakan itu juga diambil oleh negara adikuasa, Amerika Serikat. Pembatasan skala besar di Eropa dan Amerika Serikat telah berpengaruh besar terhadap psikologis investor.

“Kita tahu dana asing di Indonesia 70 persen sehingga saat saham-saham di Amerika dan Inggris jeblok, ini dampaknya juga ke Asia,” ucapnya.

Di saat seperti ini, Ibrahim memperkirakan Bursa Efek Indonesia akan melakukan suspensi atau penghentian sementara terhadap perdagangan saham. “Ini merupakan hak BEI untuk melakukan suspend,” ujarnya. Menurut Ibrahim, seandainya tidak dihentikan sementara, banyak emiten yang akan mengalami kerugian.

Di sisi lain, Ibrahim memproyeksikan nilai tukar rupiah akan kembali melemah ke level Rp 14 ribu per dolar Amerika Serikat. Pelemahan rupiah diperkirakan terjadi Jumat, 8 Januari 2021.“Ini kenyataan 2021 akan kembali suram seperti 2020,” katanya.

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus