TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah penumpang
kereta api orang sepanjang Februari turun. Dibanding bulan sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat jumlah pertumbuhan penumpang kereta api merosot 14,10 persen atau 30 juta orang secara month to month atau m to m.
Baca juga: Uji Coba Jalur Rel Ganda, Perjalanan Kereta Terlambat
Kepala BPS Suharyanto mengatakan pergerakan penumpang Februari lebih kecil lantaran selisih hari. “Jumlah hari pada Februari lebih kecil dari bulan Januari,” ujar Suharyanto dalam pemaparannya di kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin, 1 April 2019.
Jumlah hari ini, menurut dia, berdampak besar bagi pergerakan penumpang untuk kereta api jenis komuter atau kereta rel listrik. Sedangkan penurunan jumlah penumpang untuk kereta api jarak jauh terjadi lantaran saat ini Indonesia tengah memasuki masa sepi pengunjung atau low season.
Data BPS menunjukkan, persentase penurunan penumpang terbesar terjadi untuk kereta Sumatera. Jumlah penumpang kereta Sumatera merosot hingga 34,06 persen selama Februari.
Sementara itu, penumpang di kereta Jawa non-Jabodetabek alias kereta jarak jauh menurun sebanyak 33,84 persen. Sedangkan penurunan dengan jumlah terkecil terjadi di level kereta KRL, yakni hanya 8,87 persen.
Secara kumulatif atau c to c, BPS menjelaskan, penumpang kereta api selama Januari hingga Februari 2019 mencapai 65,3 juta. Angka tersebut juga terhitung menurun 0,1 persen ketimbang periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sedangkan secara year on year, pertumbuhan jumlah penumpang kereta api mengalami penurunan 14,1 persen.
Penurunan yang sama juga terjadi untuk angkutan kereta barang. Pada Februari 2019, jumlah barang yang diangkut KAI seberat 3,8 juta ton atau menurun 12,29 persen ketimbang Januari. Penurunan jumlah barang terjadi di semua wilayah Jawa non-Jabodetabek dan Sumatera. Masing-masing mengalami kemerosotan 21,56 persen dan 8,52 persen.
Adapun untuk tren pertumbuhan year to year, total angkutan
kereta barang justru naik sebesar 6,26 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan terjadi di wilayah Sumatera sebesar 10,74 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini