Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan pihaknya melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (Ditjen Perkeretaapian) melakukan penyelidikan dan investigasi lebih lanjut mengenai insiden kecelakaan kereta api yang terjadi di Kecamatan Cikiuya, Cicalengka, Kabupaten Bandung. Kecelakaan itu melibatkan Kereta Api Turangga relasi Surabaya Gubeng – Bandung dan Commuterline Bandung Raya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemenhub melakukan investigasi bekerja sama dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI, serta seluruh pihak terkait. “Untuk mengetahui penyebab dari kejadian ini,” ujar Adita lewat keterangan pers video pada Jumat, 5 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adita berharap proses investigasi kecelakaan yang terjadi di di KM 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur – Stasiun Cicalengka itu bisa segera dilaksanakan. Sehingga penyebab kecelakaan bisa ditetapkan.
“Hal ini tentu bisa menjadi evaluasi lebih lanjut agar kejadian serupa tidak terjadi lagi,” ucap Adita.
Kemenhub juga menyampaikan duka cita mendalam atas terjadinya peristiwa kecelakaan kereta api itu. Ditjen Perkeretaapian, kata Adita, telah melakukan proses evakuasi bersama dengan seluruh pihak terkait baik itu dengan pihak PT KAI, Basarnas, kepolisian serta pemerintah daerah setempat.
Selain itu, Kemenhub juga sudah mengirimkan petugas gabungan serta sarana penolong dari Stasiun Kereta Kiara Condong di Bandung dan Stasiun Solo Balapan. “Saat ini sudah berada di lokasi untuk proses evakuasi,” kata dia.
Adita juga melaporkan bahwa hingga saat ini korban meningga yang sudah teridentifikasi sejumlah 4 orang, sementara korban luka yang telah terindentifikasi sejumlah 37 orang. Tidak ada korban jiwa dari pihak penumpang dan seluruh korban yang meninggal adalah awak kereta api yaitu satu orang masinis, satu orang asisten masinis, satu orang petugas keamanan dalam stasiun, serta satu orang Prama Kereta Api Turangga.
“Sementara koran yang meninggal dan luka sudah dilarikan ke RSUD Cicalengka, RS AMC, dan RS Edelwaise untuk penanganan lebih lanjut,” tutur Adita.
Akibat insiden ini, Adita menjelaskan, terdapat penyesuaian jadwal yang sudah dilakukan pihak PT KAI. “Untuk itu di mohon untuk masyarakat calon penumpang untuk dapat mengakses informasi yang diterbitkan oleh PT KAI secara berkala,” kata Adita.
Vice President Public Relations PT KAI Joni Martinus mengatakan hingga pukul 15.00 WIB pihaknya telah berhasil mengevakuasi 8 unit kereta Turangga dan 6 unit kereta Commuterline Bandung Raya. Sehingga yang masih tersisa di lokasi kejadian yaitu 2 unit lokomotif dan 4 unit kereta.
“PT KAI bersama seluruh stakeholders berusaha semaksimal mungkin agar proses evakuasi dapat tuntas dalam waktu yang tidak terlalu lama,” ujar Joni.
Dalam proses evakuasi tersebut, 200 personel dikerahkan yang terdiri dari tim PT KAI, KAI Commuter, Balai Teknik Perkeretaapian wilayah Jawa Barat Kementerian Perhubuhan, Basarnas, dan stakeholders lainnya.
PT KAI juga menggunakan alat berat berupa 1 unit crane, 6 unit dongkrak elektrik, serta peralatan pendukung alat berat lainnya. Adapun material yang digunakan dalam proses perbaikan jalur tersebut yaitu 100 buah bantalan rel.
Sementara update korban dalam kejadian ini yaitu empat petugas meninggal dunia yakni Masinis, Asisten Masinis, Pramugara, dan Security. Serta 33 orang mengalami luka-luka yang dirawat di RSUD Cicalengka 26 orang, RS AMC 2 orang, RS Edelweiss 2 orang, dan RS Santosa 3 orang.