Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Prabowo Blak-blakan soal Alasan Bikin Kabinet Besar: Luas Indonesia seperti Eropa Barat

Prabowo blak-blakan membeberkan alasannya membentuk kabinet yang besar dalam rapat kabinet pertama, Rabu, 23 Oktober 2024.

24 Oktober 2024 | 14.22 WIB

Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat memimpin sidang perdana Kabinet Merah Putih di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 23 Oktober 2024. TEMPO/Subekti.
Perbesar
Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat memimpin sidang perdana Kabinet Merah Putih di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 23 Oktober 2024. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menggelar Sidang Kabinet Paripurna perdana bersama seluruh jajaran anggota Kabinet Merah Putih di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2024. Dalam rapat tersebut, turut hadir Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang mendampingi dan duduk di sebelah Prabowo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pertemuan tersebut menjadi kali pertama Prabowo memimpin rapat anggota Kabinet Merah Putih yang terdiri dari 48 menteri dan 12 pejabat setingkat menteri. Kepala Negara mengakui bahwa jumlah pejabat negara ini lebih banyak dari pemerintahan-pemerintahan sebelumnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia pun menyadari jumlah ini tergolong besar sebagai pembantu presiden. Namun menurut Prabowo, hal ini selaras dengan Indonesia yang merupakan bangsa besar. “Kita tidak dapat pungkiri bahwa kita negara keempat terbesar di dunia dari jumlah penduduk,” ucap Prabowo, seperti dikutip dari Antara.

Orang nomor satu di Indonesia itu juga mengungkapkan alasannya membentuk kabinet pemerintahan yang besar. Prabowo menyamakan Indonesia dengan wilayah Eropa Barat.

“Dari luas wilayah kita luasnya sama dengan Eropa Barat, dimana Eropa itu terdiri dari 27 negara. Kita satu negara, mengelola Eropa itu membutuhkan 27 menteri keuangan, 27 menteri pertahanan, 27 menteri dalam negeri. Saudara-saudara kita seluas Eropa,” katanya.

Kabinet Besar Tak Masalah jika Bekerja Efisien

Prabowo kemudian menyinggung tentang sistem demokrasi yang dimiliki Indonesia. Menurut dia, jika Indonesia menjalankan sistem yang otoriter, maka cukup menjalankan pemerintahan dengan jumlah penduduk yang sedikit. Karena itu, Prabowo tidak mempermasalahkan banyaknya kementerian di bawah pimpinannya.

“Jadi saudara-saudara ini tidak masalah, yang penting kita bekerja dengan efisien, yang penting kita tidak bekerja dengan seenaknya,” ujar Prabowo.

Dia pun meminta anak-anak buahnya mempelajari kembali Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Daftar Isian Perencanaan Anggaran (DIPA). “Saya minta Menteri Keuangan, saya minta semua Menko, saya minta semua Menteri, telusuri lagi alokasi APBN. pelajari lagi DIPA, pelajar lagi,” pinta dia.

Ketua Partai Gerindra itu juga meminta agar kegiatan kementerian yang bersifat terlalu seremonial dikurangi. Kegiatan tersebut berupa seminar, sarasehan, konferensi, dan kunjungan luar negeri. “Kita harus memberi contoh, fokus kita adalah pembangunan ekonomi kesejahteraan rakyat ke dalam. Jangan mengada-ada, studi banding, belajar Pramuka ke negara lain ya. Saya minta efisien,” katanya.

Penguatan Kepala Staf Kepresidenan dan Lembaga Baru

Pada kesempatan pidato perdananya, Prabowo mengatakan dia akan memperkuat Kepala Staf Kepresidenan. Dia juga menyebut soal Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus. "Tugas mereka adalah memonitor semua program, semua proyek yang kita lancarkan," ucap dia.

Mantan Menteri Pertahanan itu mengatakan dia juga membentuk badan baru, Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan. Badan ini, kata dia, akan mempelajari, mengikuti semua program perlindungan sosial, semua program bantuan ke bagian golongan rakyat yang masih perlu bantuan.

Ia mengatakan pembentukan badan-badan itu bukan untuk mencampuri pekerjaan di kementerian-kementerian. "Tapi saya ingin membantu. Di mana ada bottleneck, di mana ada kesulitan, segera kita atasi," katanya.

Jangan Ada Proyek Mercusuar

Dalam kesempatan itu, Prabowo mengingatkan para menteri bahwa ia akan sewaktu-waktu memanggil untuk koordinasi. "Tadi pagi sebelum sidang kabinet saya sudah koordinasi sama beberapa menteri, dengan Jaksa Agung dengan BPKP, dan besok pun kita akan lanjutkan," ujar dia.

Menurut Prabowo, ada beberapa pengarahan, kepada Menteri Bappenas ia meminta untuk pastikan semua program dan kegiatan di semua kementerian lembaga mempunyai kontribusi yang signifikan, terukur, dan saling bersinergi.

"Pelajari kembali semua proyek, jangan ada proyek yang mercusuar, semua ditujukan kepada yang saya sampaikan pada pidato saya di depan majelis perwakilan rakyat pada hari pelantikan saya," ujar Prabowo.

Ia pun mengingatkan soal swasembada pangan dan energi. "Kita bersyukur kita punya sumber alam yang sangat besar, kita sekarang tidak boleh ragu-ragu memanfaatkannya sebaik-baiknya. Hilirisasi kunci daripada kemakmuran," tutur dia.

Daniel A Fajrie berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus