Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pemerintah hampir pasti akan menggunakan rel existing untuk proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Pengumumannya, menurut Luhut, hanya tinggal menghitung hari.
"Mungkin awal minggu depan," ujar Luhut setelah menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Selasa, 19 September 2017.
Simak: Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Tender Terbuka
Seperti diketahui, pemerintah sempat mempertimbangkan dua opsi terkait dengan jalur atau rel kereta cepat Jakarta-Surabaya. Pilihannya adalah membangun rel baru sepenuhnya atau merehabilitasi rel yang sudah ada.
Awalnya, pemerintah condong ke pembangunan rel baru. Namun belakangan kecondongan tersebut berubah seusai pemerintah bertemu dengan Special Advisor to Prime Minister of Japan Hiroto Izumi. Sebab, dalam kalkulasi terbaru keduanya, penggunaan jalur lama lebih masuk akal.
Jika jalur lama akan dipakai, setidaknya akan ada 500-800 perlintasan kereta sebidang di sepanjang utara Jawa yang akan diperbarui. Salah satu langkah yang dipersiapkan pemerintah adalah membangun jalur layang dan underpass agar kecepatan kereta bisa maksimal.
Luhut menjelaskan, pemerintah lebih condong ke penggunaan jalur existing karena ada penghitungan untung-rugi. Secara biaya, kata Luhut, penggunaan jalur existing tak terlalu mahal.
Perkiraannya, penggunaan jalur existing bisa memangkas biaya proyek hingga 50 persen. Selama ini, perkiraan biaya proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya adalah Rp 80-120 triliun. "Nilai proyek bisa terpotong setengah, bahkan lebih," ucapnya.
ISTMAN M.P.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini