Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

26 April 2024 | 13.53 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memberikan keterangan kepada media hasil Kinerja dan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa 2 Januari 2024. Sri Mulyani menyebutkan realisasi APBN 2023 defisit sebesar Rp347,6 triliun atau 1,65 persen dari produk domestik bruto (PDB), sementara penerimaan negara ditutup pada angka Rp2.774,3 triliun atau 105,2 persen dari target, yang terdiri dari perpajakan Rp2.155,4 triliun dan PNBP Rp605,9 triliun dan hibah Rp13 triliun. Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memberikan keterangan kepada media hasil Kinerja dan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa 2 Januari 2024. Sri Mulyani menyebutkan realisasi APBN 2023 defisit sebesar Rp347,6 triliun atau 1,65 persen dari produk domestik bruto (PDB), sementara penerimaan negara ditutup pada angka Rp2.774,3 triliun atau 105,2 persen dari target, yang terdiri dari perpajakan Rp2.155,4 triliun dan PNBP Rp605,9 triliun dan hibah Rp13 triliun. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Kita tetap berharap kedua pihak berusaha untuk menghindari perang secara terbuka. Namun ketegangan itu harus diwaspadai," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA di Jakarta Pusat, Jumat, 26 April 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertama, Sri Mulyani mengatakan, eskalasi tersebut berdapak terhadap harga minyak. Harga minyak sempat menembus angka US$ 90 per barel. Tetapi terkoreksi kembali hingga posisi terakhir saat ini sebesar US$ 88 per barel. 

Secara year to date (ytd), kata Sri Mulyani, kenaikan harga minyak Brent sebesar 14,3 persen. Sedangkan harga minyak WTI naik 17,5 persen. Ia menilai hal ini tidak bisa dipungkiri disebabkan oleh ketegangan di Timur Tengah. 

Karena itu, menurut Sri Mulyani, Indonesia masih harus mewaspadai terhadap kemungkinan disrupsi rantai pasok, terutama untuk minyak dan gas. Sebab, kondisi geopolitik saat ini masih dinamis dan kecenderungan harga minyak yang tinggi akan mempengaruhi Indonesia.

Selanjutnya: "Pengaruhnya baik terhadap APBN maupun perekonomian Indonesia...."

"Pengaruhnya baik terhadap APBN maupun perekonomian Indonesia dan menyebabkan tekanan terhadap inflasi," ucap Sri Mulyani. 

Di sisi lain, Sri Mulyani menuturkan, bank sentral Amerika Serikat The Federal Reseve atau The Fed, menyampaikan kondisi perekonomian Amerika masih tumbuh dan inflasi belum menurun signifikan dan pada level yang diharapkan. Kondisi ini yang menyebabkan The Fed menunda penurunan suku bunga. 

Seperti diketahui, pasar memiliki harapan penurunan suku bunga pada 2024 bisa terjadi beberapa kali. Tetapi dengan data terbaru, menurut Sri Mulyani, tampaknya harapan pasar ini tidak terpenuhi karena The Fed akan menjaga suku bunga. Menurut dia, penurunan suku bunga mungkin baru akan terlihat apabila data pertumbuhan, pasar tenaga kerja, dan inflasi dapat meyakinkan The Fed untuk melakukan penyesuaian. 

Dengan situasi ini, kata Sri Mulyani, maka muncul ekspektadi yang harus diubah. Mentan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan perubahan ini menyebabkan terjadinya capital outflows dan menekan nilai tukar. "Berbagai faktor dari geopolitik inilah yang harus kita waspadai karena akan merambat dan memberikan imbas ke ekonomi kita," tuturnya. 

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus