Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Program pengembangan tenaga kerja di bawah Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) TalentHub mengatakan masalah utama ketenagakerjaan adalah kesenjangan keterampilan alias skill gap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Managing Director TalentHub Kemnaker Ahmad Lutfi mengatakan fenomena-fenomena ketenagakerjaan yang terjadi di Indonesia memiliki sebuah masalah utama. Dulu masalahnya adalah link and match, yaitu menghubungkan dunia pendidikan dengan industri kerja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Sekarang skill gap, sampai saat ini urusannya adalah skill gap," kata Luthfi dalam Diskusi Safari 2024 x Talent Fest di Jakarta Selatan, Sabtu, 18 November 2023.
Hal ini dia ketahui dari program Talent Scouting di 10 provinsi. Program itu adalah kegiatan pemetaan, pendampingan, dan pembinaan talenta muda melalui kompetisi inovator muda.
Oleh sebab itu, TalentHub melakukan pengembangan talenta muda dengan berbagai program. Contohnya adalah Talent Scouting, Talent Class, Job Connect, dan sebagainya.
"Selain itu, semua permasalahan tidak bisa disamakan dengan Jakarta," ucap Luthfi.
Dia menceritakan, hal ini disadari oleh TalentHub ketika melakukan Talent Scouting di daerah timur. Pada waktu itu, seorang peserta mengatakan lebih baik diberikan pelatihan menyetir eskavator dibandingkan digital marketing.
"Karena semuanya tidak bisa dilihat dengan kacamata Jakarta," tutur Luthfi.
Dia menuturkan, secara demand atau permintaan, pekerjaan-pekerjaan kerah putih alias white collar cenderung naik jika dibandingkan dengan kerah biru alias blue collar. Tapi, rasionya bisa saja berbeda.
Dilansir dari laman Forbes, pekerjaan kerah biru cenderung memerlukan pekerjaan manual dan bekerja dengan tangan dan peralatan. Sementara pekerjaan kerah putih terdiri dari pekerjaan kantor, administrasi, dan manajerial.
"Di Jakarta mungkin white collar akan lebih tinggi secara demand, tapi di daerah blue collar akan jauh lebih tinggi karena mulai ke operasional person, bukan strategical person," tutur Luthfi.