Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terkini ekonomi dan bisnis hingga Jumat siang, 11 Mei 2024 dimulai dengan cerita pekerja harian di proyek Bendungan Sepaku Semoi, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur--lokasi pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemudian informasi mengenai kasus dugaan penipuan oleh oknum pegawai BTN terhadap nasabah banyak menarik perhatian setelah korban berunjuk rasa di depan kantor bank tersebut pada 29 dan 30 April 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu berita tentang Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Tata Kelola Minerba, Irwandy Arif menanggapi tentang ramai kritik hilirisasi nikel yang dianggap lebih menguntungkan Cina. Berikut adalah ringkasan dari ketiga berita tersebut:
1. Cerita Pekerja Harian di Bendungan Sepaku Semoi IKN: Dibayar Rp135 Ribu per Hari, Senang Melihat Kunjungan Menteri
Sugianto, 30 tahun, sudah tiga tahun bekerja di proyek Bendungan Sepaku Semoi, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Bendungan ini menjadi bagian dari pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, karena akan menyuplai air baku untuk Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) ibu kota baru.
Sugi, begitu ia memperkenalkan diri, merupakan pekerja harian yang dibayar Rp 135 ribu per hari. Saat Tempo datang pada Senin siang, 6 Mei 2024, Sugi tengah merapikan kabel di anak tangga menuju anjungan dengan menutupnya menggunakan plaster hitam.
“Saya bagian kebersihan. Jadi, membersihkan bekas-bekas material,” ujar Sugi kepada Tempo.
Baca berita selengkapnya di sini.
2. Modus Penipuan Oknum Pegawai ke Nasabah Sering Terjadi, OJK Pernah Sarankan Bank Ambil Alih
Kasus dugaan penipuan oleh oknum pegawai BTN terhadap nasabah banyak menarik perhatian setelah korban berunjuk rasa di depan kantor bank tersebut pada 29 dan 30 April 2024.
Dalam aksi demo yang diwarnai pembakaran ban di halaman kantor BTN di Jakarta itu, sejumlah korban menuntut uang mereka sebesar Rp7,5 miliar dikembalikan.
Kasus ini menurut BTN bermula dari dua karyawan bank pelat merah itu yang menawarkan deposito dengan iming-iming bunga 10 per bulan.
Baca berita selengkapnya di sini.
3. Ramai Kritik Hilirisasi Nikel Dianggap Lebih Untungkan Cina, Ini Tanggapan Stafsus ESDM
Belakangan ini ramai kritik hilirisasi nikel yang dianggap lebih menguntungkan Cina. Merespons hal itu, Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Tata Kelola Minerba, Irwandy Arif mengatakan Indonesia adalah negara non-blok untuk investasi smelter nikel. “Jadi kita siap menerima kerja sama dengan negara manapun,” ujarnya kepada Tempo 10 Mei 2024.
Irwandy membenarkan bahwa pemilik smelter nikel di Indonesia memang didominasi perusahaan dari negeri Tiongkok. “Perusahaan Cina memang pemilik sebagian besar di Smelter Nikel Indonesia,” kata dia.
Menurut Irwandy Cina sangat agresif menawarkan teknologi smelter mereka. Teknologi yang ditawarkan berupa Rotary Kiln-Electric Furnace atau RKEF yang mengolah bijih nikel hingga menjadi nickel pig iron (NPI) untuk pembuatan besi dan baja. Ada pula teknologi High Pressure Acid Leaching atau HPAL untuk pemurnian nikel limonit untuk produk baterai listrik.
Baca berita selengkapnya di sini.