Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Transaksi Bisnis MLM Tembus Rp 15,75 Triliun

Penjualan melalui MLM di Indonesia terus meningkat.

13 Januari 2018 | 14.17 WIB

leviellerbe.com
material-symbols:fullscreenPerbesar
leviellerbe.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) menyatakan nilai transaksi penjualan langsung atau multi-level marketing (MLM) di Indonesia selama 2016 mencapai US$ 1,184 juta atau setara dengan Rp 15,75 triliun. Ketua Umum APLI Djoko Jartanto Komar menyebut nilai transaksi tersebut tumbuh 10 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya sekitar US$ 1,067 juta atau Rp 14,31 triliun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Untuk data 2017 akan keluar sekitar Mei 2018, tapi prediksi kami tumbuh semakin membaik, sekitar 12 persen," katanya di Jakarta, Jumat, 12 Januari 2018. Meskipun naik 10 persen, angka ini memang lebih rendah dibanding pertumbuhan dari 2014 ke 2015 yang mencapai 12,8 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, prospek penjualan MLM di Indonesia masih sangat menjanjikan. Sebab Indonesia adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan memiliki pasar yang terus berkembang. "Pertumbuhan direct seller (penjual langsung) hingga 2014, dari 2011, juga terus tumbuh, mencapai 11,3 persen," ujarnya.

World Federation of Direct Selling Association (WFDSA), sebuah asosiasi perdagangan global yang mewakili lebih dari 60 asosiasi penjualan MLM di dunia, menyampaikan hal senada. Prospek penjualan langsung di Indonesia juga diperkirakan semakin positif. "Indonesia masuk dalam 10 besar negara dengan pertumbuhan langsung tertinggi," kata Chairman WFDSA, Magnus Brannstrom.

Magnus menuturkan perkiraan ini juga dilihat berdasarkan kinerja dan prospek secara global. Pada 2016, nilai transaksi penjualan langsung mencapai US$ 182,6 miliar atau meningkat sekitar 1,9 persen dibanding 2015.

Tak hanya itu, CEO dari Oriflame Holdings ini, menyebut kawasan Asia-Pasifik juga menjadi penyumbang terbesar penjualan MLM di Indonesia yang mencapai 46 persen. Lebih tinggi dibanding Amerika yang hanya 33 persen, Eropa 20 persen, dan wilayah Timur Tengah dan Afrika sekitar 1 persen. "Saya percaya penjualan langsung akan lebih tumbuh. Ini juga akan membentuk menggerakkan roda perekonomian negara," kata Magnus.

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus