Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Trending Bisnis: Dari Blanja.com Ditutup hingga Prediksi Sri Mulyani

Berita trending ekonomi dan bisnis sepanjang Rabu dimulai dari Telkom menutup Blanja.com sampai Sri Mulyani prediksi pertumbuhan ekonomi -1,1 persen.

3 September 2020 | 06.25 WIB

Situs Blanja.com. blanja.com
Perbesar
Situs Blanja.com. blanja.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Berita trending ekonomi dan bisnis sepanjang Rabu, 2 September 2020, dimulai dari Telkom resmi menutup platform Blanja.com hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi 2020 berada di kisaran minus 1,1 hingga positif 0,2 persen.

Adapula berita 50 persen tiang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung selesai dibangun dan Royke Tumilaar secara sah menggantikan posisi Herry Sidharta sebagai Direktur Utama BNI.

Berikut lima berita trending ekonomi dan bisnis sepanjang Rabu.

1. Telkom Resmi Tutup Blanja.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

PT Telekomunikasi Indonesia atau Telkom (Persero) resmi menutup platform belanja, Blanja.com. Kebijakan ini sejalan dengan program transformasi perusahaan yang akan berlangsung mulai 1 Oktober 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Telkom hanya akan fokus pada bisnis e-commerce di segmen korporasi dan UMKM melalui transaksi Business to Business (B2B),” ujar Direktur Digital Business Telkom Fajrin Rasyid dalam keterangannya, Rabu, 2 September 2020.

Fajrin mengungkapkan, penutupan Blanja.com merupakan langkah strategis perusahaan untuk mengembangkan bisnis e-commerce ke arah yang lebih baik. Dalam rencana strategis jangka panjang, perusahaan berupaya meningkatkan profitabilitas.

Adapun Telkom kini mengembangkan peluang bisnis e-commerce melalui enterprise market. Salah satunya ialah Pasar Digital atau PaDi UMKM yang diyakini bagian dari instrumen penggerak ekonomi lokal.

Baca berita selengkapnya di sini.

2. Bos KCIC: 50 Persen Tiang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Telah Terbangun

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra menyebutkan sekitar 50 persen tiang atau pier head proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung sudah selesai dibangun. Saat ini proyek memasuki tahap pemasangan jalur kereta atau girder ke atas tiangnya.

"Dari sekitar 2.900 batang pier struktur elevated kereta cepat yang terbentang di sepanjang trase Jakarta - Bandung, hampir setengah di antaranya telah tuntas dikonstruksikan," ujar Chandra, Rabu, 2 September 2020.

Tak hanya pekerjaan pier head, KCIC juga telah menyelesaikan konstruksi portal beam yang melintang di atas ramp jalan tol Cikarang. Kini pekerjaan yang juga dilanjutkan adalah pemasangan girder lajur kereta dari tiga lokasi casting yard, yaitu di lokasi pertama di Cikarang, lokasi kedua di Purwakarta, dan lokasi ketiga di Bandung.

Chandra menjelaskan, pier kereta cepat telah banyak berdiri kokoh dan siap untuk di rangkai. "Proses instalasi ini menjadi fokus penting yang harus dilakukan dengan sebaik mungkin untuk memastikan seluruh trase segera tersambung," katanya.

Baca berita selengkapnya di sini.

3. Sri Mulyani: Pasar Keuangan Global Kembali Mulai Kembali ke Kondisi Sebelum Covid-19

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi pasar keuangan global saat ini relatif membaik apabila dibandingkan dengan kondisi volatilitas akibat kepanikan pada April dan Mei lalu.  

"Di lihat dari sisi pasar keuangan, yaitu MOVE index dan VIX index yang menggambarkan volatilitas, tampak kembali seperti pra covid atau sepanjang 2019," ujar Sri Mulyani dalam rapat bersama Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu, 2 September 2020.  

Perbaikan juga terjadi pada pasar saham. Sri Mulyani mengatakan pemulihan mulai terlihat pada pasar saham baik di negara maju maupun negara berkembang. Sebelumnya, pasar modal sempat dilanda kepanikan pada awal penyebaran Covid-19, yaitu pada Maret dan April lalu.

Seiring dengan pemulihan di pasar saham, arus modal ke negara-negara berkembang juga mulai masuk kembali. "Indonesia sempat mengalami arus modal keluar pada Maret hingga Mei yang mencapai Rp 140 triliun, Sekarang mulai masuk. Ini yang beri dukungan pemulihan di negara emerging," kata Sri Mulyani.  

Di samping perbaikan di pasar keuangan, Sri Mulyani mengatakan harga komoditas juga mulai pulih meskipun masih belum mencapai harga pada asumsi APBN 2020 awal. Harga minyak mentah, misalnya, yang kini telah berada di kisaran US$ 42-45 per barel.

Baca berita selengkapnya di sini.

4. Dipindahkan Erick Thohir ke BNI, Royke Tumilaar Ungkap Alasannya

Royke Tumilaar, mantan Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah secara sah menggantikan posisi Herry Sidharta sebagai Direktur Utama BNI. Royke mengaku menerima penugasan dari Menteri BUMN Erick Thohir untuk memimpin BNI. 

Dia merasa pengalamannya selama 32 tahun bertugas di Bank Mandiri bisa diaplikasikan untuk menahkodai BNI. "Tak ada yang spesial di dalam penugasan ini. Tapi dari pemegang saham (Kementerian BUMN) menginginkan adanya suatu perubahan-perubahan dengan tingkat ekspektasi tertentu," kata Royke Tumilaar dalam konferensi pers, Rabu, 2 September 2020.

Namun ia tak mengungkapkan secara rinci soal indikator transformasi apa yang diinginkan pemegang saham BNI kepada dirinya.

Pasca diberi tugas untuk memimpin BNI, Royke mengatakan dirinya akan memastikan perseroan akan bisa bertahan di masa pandemi ini. Ia akan bekerja sama dengan seluruh manajemen BNI guna mewujudkan tujuannya tersebut. "Itu yang paling penting, karena kita akan bahu membahu dengan tim BNI yang ada bagaimana protokol masa Covid-19 ini, supaya BNI bisa survive," ujar dia.

5. Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2020 Bisa Minus 1,1

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan ekonomi berada di kisaran minus 1,1 hingga positif 0,2 persen pada keseluruhan 2020.

"Berdasarkan data hingga bulan Juli dan Agustus kami perkirakan pertumbuhan ekonomi 2020 akan lebih rendah dari perkiraan bulan Maret April yang lalu," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa, 1 September 2020.

Pada Maret-April, Sri Mulyani menyampaikan ke DPR, bahwa perkiraan pertumbuhan ekonomi 2020 adalah pada kisaran minus 0,4 persen hingga positif 2,3 persen.

Menrut dia, kalau dilihat dari berbagai instansi atau lembaga internasional, juga melakukan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi ekonomi Indonesia. Untuk The Asian Development Bank (ADB) merevisi tadinya ekonomi Indonesia masih tumbuh 2,5 persen di 2020. Namun dalam revisi proyeksi terbaru, ADB memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia negatif 1,0 persen.

The International Monetary Fund (IMF) pada Maret-April memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 0,5 persen. Sedangkan proyeksi terakhir revisi memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh negatif 0,3 persen.

Baca berita selengkapnya di sini.



close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus