Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Benarkah Merokok Dapat Meredakan Stres?

Merokok diklaim dapat meredakan stres. Benarkah klaim tersebut?

5 Januari 2023 | 06.30 WIB

Ilustrasi pria menghisap rokok.  REUTERS/Beawiharta
Perbesar
Ilustrasi pria menghisap rokok. REUTERS/Beawiharta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak perokok aktif mengatakan bahwa rokok dapat meredakan stres yang mereka alami di kehidupan sehari-hari. Benarkah klaim tersebut?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Mengutip Smoker Help Newfoundland, merokok merupakan metode negatif dalam mengurangi stres sementara. Ini karena tembakau mengandung nikotin, obat psikoaktif yang dapat mengubah suasana hati.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat merokok, nikotin akan mencapai otak dalam waktu delapan detik. Untuk kemudian melepaskan dopamin di otak.

Pelepasan dopamin ini memicu perasaan senang dan rileks. Dopamin juga meningkatkan konsentrasi, mengurangi kemarahan, dan melemaskan otot. 

Relaksasi spontan tersebut membuat tubuh mengalami kelegaan sementara dari stres. Sehingga orang yang merokok berkeyakinan rokok mengurangi stres dan kecemasan yang mereka dialami. 

Namun, ironisnya, efek tersebut dapat membuat tubuh mengalami peningkatan stres. Mental Health Foundation menyebut dosis nikotin yang teratur menyebabkan perubahan di otak dan membuat kecanduan. 

Ketika pasokan nikotin berkurang, tubuh akan mengalami gejala sakau. Akibatnya, seseorang akan semakin sering merokok dan sulit untuk berhenti. 

Pada gilirannya, merokok dalam jangka panjang meningkatkan berbagai risiko kesehatan. Di antaranya peningkatan tekanan darah dan detak jantung, otot menegang, dan penurunan pasokan oksigen ke tubuh dan otak. 
 
Cara Mengelola Stres yang Baik

Melansir Mayoclinic, berikut beberapa cara sehat mengelola stres:

1. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik dapat memompa endorfin yang memicu rasa nyaman dan kesejahteraan diri. Aktivitas fisik juga mendukung peningkatan fokus dan pikiran.

2. Meditasi

Meditasi membantu memusatkan perhatian dan menenangkan aliran pikiran negatif. Meditasi membantu seseorang menanamkan rasa tenang, damai, dan seimbang.

3. Lebih banyak tertawa

Tertawa membantu meringankan beban mental dan fisik pada tubuh. Sehingga bermanfaat dalam meredakan respons stres yang sedang dialami. 

4. Terhubung dengan orang lain

Kontak sosial adalah pereda stres yang baik. Karena dapat mengalihkan perhatian, memberikan dukungan, dan membantu mentolerir pasang surut hidup.

DELFI ANA HARAHAP

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus