Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Pontianak - Pentol bakar adalah salah satu jajanan rakyat yang tengah tenar di Kota Pontianak. Jajanan yang muncul saban sore ini sangat dinanti KAUM tua dan muda. Tak heran, seorang penjual pentol bakar tersohor bisa meraup omzet sedikitnya Rp 2,5 juta per hari.
Penjual itu adalah Bendol, 23 tahun, warga Semarang yang merantau ke Pontianak. Bendol adalah kerabat Yulianto, 55 tahun, penjual pentol bakar di Jalan Sutan Syahrir, Pontianak. Dia berjualan dibantu kakak dan abang iparnya. Dalam sehari, Bendol membuat 15 kilogram atau 3.000 tusuk pentol bakar.
Ia berbekal sepeda motor, alat bakar sate, kipas pendingin laptop, dinamo kecil penggerak kipas, dudukan alat bakar sate, dan bumbu celup serta saus. Tak lupa, sebuah payung pantai warna-warni dipasang pada sepeda motornya.
Payung itu berguna baginya untuk berteduh dari panasnya sinar matahari atau hujan. Keluarga itu turun ke jalan sejak pukul 16.00 WIB hingga dagangan habis. "Kalau hujan gerimis, masih ada yang beli. Asal jangan hujan lebat," ujar Bendol.
Merantau dari Semarang, Bendol mengikuti keluarganya di Kabupaten Sintang. Keinginannya berwirausaha membawanya ke ibu kota Provinsi Kalimantan Barat itu. Awalnya, dia berdagang balon gas karakter. Lama-kelamaan, banyak yang mengikuti jejaknya.
Bisnis pentol bakar baru dia geluti dua bulan terakhir ini. Dia memanfaatkan momentum tren makanan pentol bakar yang laris-manis. Hasilnya di luar dugaan. Kuncinya membuat dagangannya laris, kata dia, antara lain tidak pelit bumbu dan menggunakan bahan-bahan yang segar tanpa pengawet.
Ia menjual pentol bakar Rp 1.000 per tusuk. "Sampai saat ini selalu habis," ujarnya. Sehari ia bisa meraup Rp 2,5-3 juta. Bendol dan kerabatnya mengontrak sebuah rumah berisi beberapa kamar di Gang Pipit, Jalan Merdeka, Kota Pontianak Barat.
ASHEANTY PAHLEVI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini