Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Covid-19: Faktor Penyebab Merebak Lagi dan Gejalanya

Salah satu alasan mengapa kasus Covid-19 naik lagi karena kekebalan tubuh mulai menurun.

19 Mei 2025 | 10.30 WIB

Orang-orang mengantri di pusat vaksinasi komunitas, menjelang pembukaan kembali perbatasan  dengan Cina, selama pandemi penyakit virus COVID-19 di Hong Kong, 4 Januari 2023. REUTERS/Tyrone Siu
Perbesar
Orang-orang mengantri di pusat vaksinasi komunitas, menjelang pembukaan kembali perbatasan dengan Cina, selama pandemi penyakit virus COVID-19 di Hong Kong, 4 Januari 2023. REUTERS/Tyrone Siu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah negara melaporkan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 akhir-akhir ini. Lonjakan kasus Covid-19 yang disebut sebagai gelombang baru ini memicu kekhawatiran masyarakat dan ototritas setempat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Menurut Kepala Cabang Penyakit Menular dari Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong, Albert Au, persentase sampel pernapasan yang positif Covid-19 mencapai titik tertinggi dalam setahun terakhir. Jumlah pasien berat bahkan mencapai 31 kasus dalam seminggu terakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) melaporkan, jumlah kasus Covid-19 naik 28 persen menjadi 14.200 pada minggu 27 April hingga 3 Mei 2025, naik dari 11.100 kasus pada minggu sebelumnya. Rata-rata harian pasien rawat inap juga meningkat sekitar 30 persen dari 102 menjadi 133 pasien. Meski begitu, kasus di ICU tetap rendah.

Dikutip dari CNA, Chua Guan Kiat dari Chua Medical Clinic mengungkapkan, banyak pasiennya terkejut ketika dinyatakan positif Covid-19. “Mereka mengira pandemi telah berakhir,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya penggunaan alat tes mandiri dan menjaga kebersihan pribadi, seperti mencuci tangan secara teratur dan menutup mulut saat batuk atau bersin.

Penurunan Kekebalan Populasi Jadi Salah Satu Pemicu
Otoritas Kesehatan Singapura menyebutkan, peningkatan kasus bukan disebabkan oleh varian baru yang lebih ganas atau lebih menular. Sebaliknya, menurunnya kekebalan populasi karena rendahnya tingkat vaksinasi penguat (booster) menjadi salah satu faktor utama.

Menurut Lim Kim Show dari Life Family Clinic di Singapura, mayoritas pasien yang terinfeksi belum menerima vaksinasi tambahan dalam satu hingga dua tahun terakhir. Hal ini menjadikan mereka lebih rentan, terutama kelompok berisiko tinggi seperti lansia dan orang dengan komorbiditas.

Varian yang Beredar Masih Keturunan JN.1
Varian utama yang beredar di Singapura saat ini adalah LF.7 dan NB.1.8, keturunan dari varian JN.1, yang juga menjadi dasar formulasi vaksin COVID-19 terbaru. Tidak ada indikasi bahwa varian ini menyebabkan gejala lebih berat dibandingkan sebelumnya.

Kenaikan kasus menyebabkan beberapa perusahaan di Singapura mengambil langkah darurat, seperti merekrut pekerja paruh waktu, meningkatkan sanitasi, dan menyediakan alat pelindung bagi staf. Sebuah restoran makanan laut di Punggol melaporkan kekurangan koki karena dua pegawainya jatuh sakit. Perusahaan transportasi seperti SG Bus Charter juga memperketat protokol kesehatan bagi pengemudi.

Vaksinasi dan Tindakan Pencegahan
Kementerian Kesehatan dan Badan Penyakit Menular Singapura merekomendasikan agar kelompok rentan mendapatkan vaksinasi tambahan sekitar satu tahun setelah suntikan terakhir. Ini termasuk lansia di atas 60 tahun, penghuni panti jompo, serta petugas kesehatan dan keluarga yang tinggal bersama individu berisiko.

Masyarakat umum juga diimbau untuk tetap melakukan tindakan pencegahan, yaitu memakai masker saat sakit atau di tempat ramai, mencuci tangan secara rutin, dan membatasi interaksi sosial jika tidak sehat.

Gejala yang Perlu Diwaspadai
Beberapa gejala Covid-19 yang masih sering muncul dan tidak boleh diremehkan meliputi:

  • Sakit tenggorokan
  • Hidung tersumbat atau berair
  • Batuk
  • Kelelahan
  • Demam ringan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot atau tubuh
Dewi Rina Cahyani turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Aksi Kreatif Mahasiswa UGM Menolak Tentara Masuk Kampus

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus