Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha Dewi Motik Pramono tak luput dari demam batu akik sedang menjadi tren gaya hidup warga Indonesia. Dewi Motik tak malu mengakui keranjingan koleksi batu akik.
"Ini kegilaan yang positif. Ini membantu usaha kecil-menengah," kata Dewi kala menyambangi gerai Batu Alam Kalimantan di Jakarta Convention Center, Kamis, 7 Mei 2015. Perhelatan Jakarta International Jewellery Fair ini berlangsung mulai 7 hingga 10 Mei 2015.
Perempuan berjilbab ini bercerita, kesukaannya pada batu mulia, termasuk akik, bukan hal baru. Dewi mengaku tergila-gila dengan bebatuan dari Indonesia. Dia memiliki batu-batu itu sejak 20 tahun lalu. Kala melakukan perjalanan ke daerah-daerah di Indonesia, dia selalu menyempatkan diri berburu batu-batu indah tersebut.
Pendiri Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) ini menuturkan pengalamannya blusukan untuk mendapatkan batu alam pada dua dekade lalu. "Saya ke pasar dan ke tempat para pedagang batu menambang batunya," ucapnya.
Kini Dewi telah memiliki ratusan batu mulia dari seluruh Indonesia. Bahkan batu jenis pancawarna yang menjadi cendera mata peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika sudah dimilikinya dari dulu. Termasuk batu bacan yang kini sedang naik daun. "Sepuluh tahun yang lalu, saya beli," tuturnya.
Batu bacan itu Dewi beli hanya seharga Rp 3 juta. Kini batu bacan miliknya ditaksir senilai Rp 100 juta. "Ha-ha-ha, hebat kan batu Indonesia," kata Dewi sambil tertawa bahagia.
Lantaran memiliki ratusan koleksi batu akik, Dewi kerap diledek sang suami. Apalagi Dewi menyimpan benda-benda kesayangannya itu dia dalam ruangan khusus. Suaminya pun cemburu karena Dewi terkesan lebih perhatian pada batu akik. "Ruangan kok buat batu. Tetapi kamu cuekin saya," ujar Dewi menirukan ledekan suaminya.
Kini, ketika batu akik menjadi tren di mana-mana, masihkah sang suami cemburu? "Suami bilang, ‘Iya, kamu benar, harta karunmu kini nilainya tak terhingga’," ucap Dewi.
HADRIANI P.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini