Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Ely Sugigi & Artis Cari Sensasi, Perilaku Menyimpangkah?

Psikolog Rima Olivia menilai tindakan tersebut tidak menyimpang.

19 November 2015 | 19.30 WIB

Elly Sugigi dan suaminya, Ferry. Instagram.com/@Elysuferry
Perbesar
Elly Sugigi dan suaminya, Ferry. Instagram.com/@Elysuferry

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dewasa ini marak kasus setting-an para artis untuk sekadar mencari popularitas yang terkuak kepada publik. Kasus terakhir, kaburnya Ferry Anggara yang baru menikah dengan Elly Sugigi selama sepekan. Hal ini mencuatkan motif untuk mencari popularitas.

Dari sisi psikologis, psikolog Rima Olivia menilai tindakan tersebut tidak menyimpang. “Artis tersebut pastilah memiliki adventures value besar, suka tantangan, dan tidak suka hidup tenang,” ujar Rima saat dihubungi pada Kamis, 19 November 2015. “Makna kebahagiaan setiap orang, kan, berbeda. Setiap orang juga memiliki nilai dalam diri yang berbeda antara satu dan yang lain.”

Rima menjelaskan, value atau nilai dalam diri si artis tersebut membuatnya menyukai hal-hal yang memacu adrenalin dan membuatnya suka kalau diperhatikan dan menjadi pusat perhatian. “Orang dengan nilai dalam diri seperti itu memiliki motivasi internal untuk terus menjaga perhatian dari orang-orang sekitar, termasuk juga dari para penggemar dan publik kebanyakan,” katanya.

Selain faktor tersebut, Rima juga mengatakan ada faktor lain, misal kurangnya perhatian sewaktu kecil. “Bisa saja waktu kecil orang tuanya sibuk, makanya dia harus nakal, muncul di sana-sini, dan berbuat untuk membuktikan sesuatu. Sebab, kalau tidak begitu, tidak akan ada yang memperhatikan,” tuturnya.

Rima mengatakan, bila tidak diperhatikan, tanpa si artis itu sadari, akan terjadi konflik batin di dalam dirinya. Mereka akan merasa tidak layak, tidak pantas, dan bisa juga sampai stres. Artis-artis tersebut, kata Rima, cenderung meletakkan harga diri di atas penilaian orang lain.

Soal nilai diri, Rima menegaskan, tidak ada yang salah karena setiap orang memiliki nilai berbeda dalam dirinya. “Karena makna kebahagiaan setiap orang pun bermacam-macam,” ucapnya. 

Jika tak terpenuhi, Rima mengatakan, ada kecenderungan stres bisa timbul bila artis tersebut terus-menerus seperti itu. “Ketika kebutuhan akan atensi masih besar, sementara untuk berkarya itu ada waktu dan batasnya, maka artis tersebut bisa stres karena tekanan yang besar,” katanya.

BAGUS PRASETIYO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Eko Ari Wibowo

Eko Ari Wibowo

Lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret. Bergabung dengan Tempo sejak 2005. Kini menulis tentang isu politik, kesra dan pendidikan. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus