Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Euforia keadaan mental dan emosional yang membuat seseorang bahagia, bersemangat, dan percaya diri. Mengutip Medindia, euforia dialami orang yang bipolar di fase manik. Itu jika kebahagiaan ekstrem melampaui kewajaran. Kondisi itu rentan berakibat mengalami kekaburan persepsi realitas yang sebenarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengutip Healthline, salah satu faktor yang meningkatkan euforia karena masalah kesehatan mental. Gangguan bipolar membuat seseorang mengalami fase euforia.
Tanda fase euforia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Orang yang mengalami fase euforia merasa sangat bahagia dan senang, sebagaimana dikutip dari Verywell Mind. Euforia dalam kategori buruk dikaitkan dengan kondisi efek obat-obatan dan penggunaan zat terlarang. Terkadang, suasana hati euforia yang terkait kondisi kejiwaan dan narkoba bisa disertai, antara lain:
- Kecemasan
- Kebingungan
- Disorientasi
- Halusinasi
- Perubahan suasana hati
- Paranoid
- Kegelisahan
Baca juga: Inilah Cara Mengatasi Kecanduan Judi
Dampak euforia
Orang yang mengalami euforia karena efek obat-obatan rentan mengalami kecanduan. Sebab, berulang kali ingin merasakan kebahagian yang sama. Zat psikoaktif menghasilkan lonjakan endorfin dan neurotransmiter lain di otak. Endorfin dilepaskan secara alami ketika mengalami kondisi yang menyenangkan.
Namun, obat-obatan menghasilkan tingkat endorfin yang lebih tinggi daripada yang biasa dihasilkan tubuh. Endorfin tingkat tinggi ini membuat sensasi menyenangkan yang menyebabkan euforia. Seiring waktu muncul dorongan ingin lebih banyak mengonsumsi obat untuk merasakan euforia.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.