Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski mendengar pengalaman orang yang sudah berada di ambang kematian—misalnya pengalaman roh meninggalkan tubuh—terkadang terasa "aneh", jangan buru-buru menertawai atau melecehkan mereka, apalagi menganggap mereka sebagai orang yang "mentalnya terganggu". Sama sekali bukan. Pengalaman mati suri (near-death experience) biasanya merupakan respons psikologis normal akibat stres hebat yang tidak bisa ditoleransi. Itu dibuktikan oleh hasil riset Bruce Greyson, guru besar bidang kedokteran jiwa Universitas Virginia, Amerika Serikat, yang dimuat di jurnal kedokteran internasional terkemuka, The Lancet, edisi 5 Februari 2000. Riset Greyson menggunakan 134 orang yang terbukti pernah mengalami mati suri. Kepada mereka disodorkan daftar pertanyaan yang lengkap untuk mengetahui secara mendalam pengalaman mati suri dan rentang waktu gejala-gejala disosiasi yang dialami.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo